News . 25/08/2021, 09:16 WIB

EIU Ramal Banyak Negara Belum Akan Capai Herd Immunity Hingga 2022, Indonesia Termasuk

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - The Economist Intelligence Unit (EIU) telah menerbitkan perkiraan global Kuartal III-2021 yang menguraikan konsekuensi ekonomi, politik, dan geopolitik dari ketidakadilan vaksin

/p>

Laporan tersebut menyoroti bahwa negara-negara yang tidak akan memvaksinasi 60 persen populasi mereka pada pertengahan 2022, akan mencatat kerugian PDB sebesar USD2,3 triliun pada 2022-25.

/p>

Dalam rilis EIU tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang disoroti tersebut. EIU memprediksi, Indonesia baru akan mencapai lebih dari 60 persen populasi yang di vaksin atau mencapai herd immunity pada tahun 2023. 

/p>

Agathe Demarais, direktur prakiraan global EIU dan penulis laporan tersebut, mengatakan  “Secara absolut, Asia akan menjadi benua yang paling terpengaruh oleh jadwal vaksinasi yang tertunda (dengan kerugian kumulatif sebesar USD1,7 miliar). Sebagai bagian dari PDB, negara-negara di Afrika sub-Sahara mencatat kerugian tertinggi (total 3 persen dari perkiraan PDB kawasan pada 2022-25)," demikian pernyataan Agathe yang diterima langsung Fajar Indonesia Network (FIN), Rabu (25/8). 

/p>

Data perkiraan EIU terkait pelaksanaan vaksinasi di dunia
/p>

Agathe mengatakan, ada sedikit kemungkinan bahwa kesenjangan akses ke vaksin akan pernah dijembatani. COVAX, inisiatif yang disponsori WHO untuk mengirimkan vaksin ke negara-negara berkembang, telah gagal memenuhi harapan (sederhana). Meskipun siaran pers menyanjung, sumbangan dari negara-negara kaya juga hanya mencakup sebagian kecil dari kebutuhan. 

/p>

"Akhirnya, fokus di negara maju bergeser ke pemberian dosis booster vaksin virus corona, yang akan menambah kekurangan bahan baku dan kemacetan produksi," tuturnya. .

/p>

Agathe menambahkan, selama setahun terakhir, para pemimpin politik sibuk menanggapi keadaan darurat jangka pendek, sementara pandemi berkecamuk. 

/p>

"Mereka sekarang perlu merancang strategi jangka panjang untuk mengatasi virus corona, karena hidup dengan Covid akan menjadi normal baru. Di sini sekali lagi, kesenjangan kaya-miskin akan sangat mencolok, negara bagian yang divaksinasi, negara bagian yang lebih kaya akan memiliki pilihan, sementara negara bagian yang lebih miskin yang tidak divaksinasi tidak akan memiliki pilihan," pungkasnya. (git/fin)

/p>

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com