JAKARTA - Polri menetapkan enam orang sebagai tersangka dan melimpahkan kasus penipuan, penggelapan, dan pencucian uang investasi ilegal aplikasi kripto E-Dinar Coin Cash (EDCCash) ke kejaksaan. Keenam tersangka yang terdiri atas empat laki-laki dan satu perempuan, yakni AY, S istri AY, JBA, ED, AWH, dan MRS.
/p>
Abdullah Al Katiri, kuasa hukum EDCCash termasuk tersangka AY dan S membantah pernyataan kepolisian yang menyebutkan kliennya telah merugikan 52.000 korban.
/p>
"Kami selaku Kuasa Hukum EDCCash termasuk AY dan S yang dianggap sebagai Top Leader EDCCash menyatakan bahwa pernyataan dari kepolisian tersebut tidak benar," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/8).
/p>
Dijelaskannya, sebagian besar mitra yang bergabung dengan EDCCash tidak pernah merasa dirugikan. Pengakuan dari para mitra EDCCash menyatakan, bahkan semenjak EDCCash maupun top leader AY dan S ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka justru sebagian besar mitra dan anggota sangat dirugikan. Sebab ada perbuatan oknum anggota EDCCash yang tidak bertanggung jawab melaporkan AY dan S.
/p>
"Sehingga aplikasi EDCCash yang digunakan mereka bertransaksi selama ini menjadi nonaktif atau tidak dapat difungsikan," terangnya.
/p>
Faktanya, sebelum kliennya AY dan S selaku top leader EDCCash dilaporkan, para mitra mendapatkan banyak manfaat dari transaksi di aplikasi kripto EDCCash.
/p>
"Di antaranya dulu mereka dapat bertransaksi apa pun dengan menggunakan koin EDCCash' seperti pembelian mobil, rumah, sepeda motor, perlengkapan rumah tangga, kosmetik, suvenir, tas, pakaian, bahkan kami dulu bisa belanja sayuran pakai koin EDCCash," ujarnya.
/p>
Menurut Alkatiri, pernyataan kepolisian adanya 52 ribu orang dirugikan oleh EDCCash adalah pernyataan tidak benar. Dilanjutkannya, mereka juga mempertanyakan kebenaran 52.000 orang yang dirugikan oleh EDCCash dari mana, dan melaporkan ke polisi, mengingat mitra dan anggota mendapatkan keuntungan dari aplikasi tersebut.
/p>
"Faktanya hanya sebagian kecil dari anggota yang melaporkan, meskipun pihak kepolisian telah mengumumkan ke publik yang meminta jika ada anggota atau mitra EDCCash yang merasa dirugikan agar melapor ke Bareskrim Mabes Polri," kata Alkatiri.
/p>
Meski demikian, Alkatiri mengatakan pihaknya menghargai proses hukum yang sedang berjalan dan berharap terungkap fakta di persidangan.
/p>
"Terungkap kebenarannya bahwa EDCCash ini bukanlah investasi bodong, dan AY serta S tidak melakukan tindak pidana penipuan, penggelapan maupun TPPU," ungkapnya.
/p>
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri telah melimpahkan enam tersangka serta barang bukti kasus penipuan dan penggelapan investasi bodong, serta TPPU ke jaksa penuntut umum (JPU).
/p>
Keenam tersangka itu terdiri atas empat laki-laki dan satu perempuan, yakni AY selaku pimpinan utama EDCCash, S adalah istri dari AY berperan sebagai Exchanger (pertukaran) EDCCash mulai Agustus 2020.
/p>
Berikutnya, JBA berperan sebagai pembuat aplikasi EDCCash dan sebagai Exchanger EDCCash mulai Agustus 2018 sampai dengan Agustus 2020.
/p>
Lalu ED berperanan sebagai Admin EDCCash dan tenaga pendukung teknologi informasi yang mengenalkan AY, selanjutnya AWH berperanan sebagai pembuat acara peluncuran Basecamp EDCCash Nanjung Sauyunan di Bogor, pada Minggu 19 Januari 2020 silam, lalu MRS, berperanan sebagai Upline dengan member sebanyak 78 member termasuk korban.
