JAKARTA - Institute for Development on Economics and Finance (Indef) melihat, minimnya pemahaman digitalisasi membuat hambatan besar dalam upaya meningkatkan daya saing ekonomi di pedesaan.
/p>
Menurut Ekonom Indef Esther Sri Astuti, sejatinya warga di desa banyak yang memiliki produk bagus untuk dijual. Namun, kendalanya warga di desa tak memiliki akses dalam memasarkan produk.
/p>
"Untuk itu saya menyarankan agar warga desa memasarkan produknya lewat e-commerce. Lakukan training, install program e-commerce di smartphone. Itu bisa lebih meningkatkan ekonomi mereka," kata Esther dalam diskusi daring, Sabtu (14/8/2021).
/p>
Hambatan lainnya, kata Esther, warga desa memiliki masalah dengan jumlah produksi. Artinya, mereka memiliki keterbatasan dalam memproduksi produk dalam jumlah banyak.
/p>
"Karena kurang adanya dukungan akses akhirnya jumlah produksi pun terbatas. Padahal, potensi pasarnya cukup besar," ujarnya.
/p>
Kemudian, warga desa seringkali terkendala dalam logistik dalam memasarkan produknya. Baiknya, Esther mengusulkan, agar ada kantor PT Pos Indonesia (Persero) yang bisa menjangkau seluruh kawasan terpencil.
/p>
"Seharusnya kantor Pos Indonesia mempunyai lebih banyak peluang dibandingkan yang lain," imbuhnya.
/p>
Hambatan besar yang terakhir, yakni menyangkut masalah permodalan. Esther menyebut tak semua petani di desa memiliki modal yang cukup untuk menggarap lahan perkebunan.
/p>
Ujung-ujungnya, petani bergantung pada tengkulak untuk membayar upah tenaga kerja. Tengkulak adalah orang yang memberikan pinjaman uang secara tidak resmi dengan bunga tinggi.
/p>
"Rekomendasi kami adalah mereka dapat mengakses modal lewat fintech, tapi harus ada bimbingan teknis," ungkap
/p>
Senada, Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kemenkop UKM Pixy menambahkan, bahwa harus ada pendampingan kepada seluruh warga desa untuk mengembangkan usaha mereka.
/p>
"Hal ini seperti yang dilakukan oleh perusahaan fintech. Jadi mereka memberikan modal lalu didampingi agar modal yang dipinjamkan digunakan dengan baik," kata Pixy.
/p>
Selain itu, kata Pixy, pendampingan bagi warga desa sangat penting. Khsusunya terkait penggunaan smartphone di desa yang masih rendah. Selain itu, warga desa juga tak fasih menggunakan smartphone.
/p>
Sejauh ini, sejumlah kementerian menerjunkan tenaga pendamping ke desa. Salah satunya Kementerian Pertanian. Sementara, Kemenkop UKM sendiri baru menerjunkan tenaga pendamping ke provinsi dan kabupaten/kota.
/p>
"Untuk itu, kami menyarankan agar pemerintah mendata lagi berapa jumlah tenaga pendamping di desayang tersedia untuk masyarakat di desa dan luar desa," pungkasnya. (der/fin)