JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin angkat bicara mengenai mahalnya alat tes PCR di Indonesia. Menurutnya tes PCR adalah alat tes yang seharusnya dapat terjangkau oleh seluruh masyarakat.
/p>
Alasannya, akurasi alat deteksi infeksi virus tersebut sangat berpengaruh terhadap tindakan kepada si pasien hingga perlakuan kebijakan terhadap penyebaran Covid-19.
/p>
"Yang pertama ingin saya sampaikan bahwa cara pandang utama dalam menghadapi pandemi pada saat ini adalah dengan menggunakan kacamata kemanusiaan. Dan untuk mewujudkannya diperlukan kehadiran negara," ujar Sultan, Kamis (13/8).
/p>
Sultan juga menambahkan bahwa selama ini banyak sekali kasus terinfeksi Covid-19 yang tidak terdeteksi dikarenakan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri. Baik karena tidak memahami pentingnya mendeteksi dini kondisi kesehatan ataupun ketidakmampuan dikarenakan akses dan biaya.
/p>
"Kita semua yakin banyak sekali masyarakat yang tidak melakukan tes padahal dia telah tertular dan terinfeksi virus, sehingga penyebaran terjadi di luar pantauan pihak pemerintah," tegasnya.
/p>
Lalu menurutnya, tidak boleh ada pihak manapun yang berbisnis mengambil keuntungan sedikitpun dengan memanfaatkan situasi bencana saat ini.
/p>
"Kita mendengar biaya tes PCR dinegara kita jauh lebih mahal daripada beberapa negara tetangga, India misalnya. Disana bisa lebih murah hanya Rp150 ribu. Maka saya meminta agar pemerintah dapat membuat kebijakan ulang untuk menurunkan biaya tes tersebut ke limit yang paling minimum,"bebernya.
/p>
Mantan Wakil Gubernur Bengkulu tersebut juga menghimbau kepada klinik dan Rumah Sakit yang menyediakan tes PCR agar lebih menggunakan pendekatan manusiawi dalam menerapkan biaya kepada masyarakat.
/p>
"Bicara pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam konteks apapun tidak bisa ditinjau dari untung-rugi. Yang menjadi tugas utama kita semua adalah memastikan keselamatan seluruh rakyat Indonesia," tandasnya. (khf/fin)
/p>