Anies Paling Populer di Medsos, Puan Maharani Imbangi Ganjar Pranowo

fin.co.id - 09/08/2021, 07:53 WIB

Anies Paling Populer di Medsos, Puan Maharani Imbangi Ganjar Pranowo

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Hasil analisis Drone Emprit menempatkan Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan miliki popularitas tertinggi di media sosial dibanding Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dan Puan Maharani. Popularitas Anies meliputi serangan dan pujian netizen kepada dirinya.

/p>

"Anies paling banyak diserang di medsos, popularitasnya selalu tertinggi," kata pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, dikutip Senin (9/8/2021).

/p>

Sementara itu, nama Puan Maharani semakin mendekati popularitas Ganjar Pranowo. Hal itu seiring dengan bertebaran sejumlah baliho di beberapa Kota hingga dijadikan meme di media sosial.

/p>

"Puan juga makin populer, lewat baliho yang banyak disindir dan jadi meme netizen," ujarnya.

/p>

Islam Fahmi mengatakan, baliho Puan Maharani yang bertebaran sejak beberapa pekan terakhir, disinyalir untuk mengimbangi atau menggeser popularitas Ganjar.

/p>

"Tren dalam 1 bulan terakhir, popularitas Puan meningkat meski banyak sentimen negatif (sindiran). Hampir mengejar tren Ganjar," jelas Ismail.

/p>

"Tren Puan setara dengan tren Ridwan Kamil, setelah dikatrol dengan kampanye baliho. Respon netizen terhadap baliho turut meningkatkan tren Puan," tuturnya.

/p>

Meski demikian, kata Ismail, trend Anies Baswedan selalu tinggi dibanding dengan 4 tokoh tersebut. Sementara trend Puan yang awalnya rendah, kini setara dengan Ridwan Kamil dan imbangi Ganjar Pranowo.

/p>

Berdasarkan share of voices dalam 1 bulan terakhir, tercatat Anies 49%. Ganjar 27%. Ridwan Kamil 13% dan Puan 12%.

/p>

Sementara share of voices berdasarkan kanal berita online, Anies 43%. Ganjar 25%. Ridwan Kamil 19% dan Puan 13%.

/p>

Di Twitter (medsos), Anies 50%. Ganja 27%. Ridwan Kamil 12% dan Puan 12%.

/p>

"Tampak Anies dan Ganjar diuntungkan oleh percakapan netizen (pro-kontra) di media sosial, dan Ridwan Kamil oleh pemberitaan media," jelas Ismail Fahmi.

/p>

Meski demikian, Islam Fahmi bilang bahwa populer saja tidak cukup, apalagi populer karena hal yang negatif dan tidak ada positifnya. Sehingga harus ada bukti kerja dan prestasi yang bisa digunakan untuk menaikkan tren positif. (dal/fin).

/p>

Admin
Penulis