JAKARTA - Deputi Kajian Said Aqil Siroj (SAS) Institute Abi Rekso Panggalih menduga Partai Demokrat terlibat dalam rencana aksi 'Jokowi End Game' pada Ahad (25/7) lalu meskipun gagal digelar.
"Tanpa ragu, saya menduga kuat bahwa Partai Demokrat secara serius dan intensif ada dibalik mobilisasi masa aksi yang terjadi beberapa waktu lalu. Sebagai sebuah instrumen politik, harusnya mereka malu jika mengambil manfaat dari situasi sulit," kata Abi Rekso dikutip akun Twitter-nya, @Abirkeso, Kamis (29/7).
Dia menilai, Partai Demokrat tidak ada manfaatnya meskipun bergabung dengan pemerintah.
"Seandaipun situasi hari ini pemerintah merangkul Partai Demokrat untuk sama-sama mencari solusi. Saya berfikir itu akan lebih banyak modarat dari pada manfaat. Nampaknya, partai ini dijubeli manusia-manusia berhati sesat," ujarnya.
Abi Rekso bahkan menyebut kader Demokrat berhati picik. "Barangkali Mereka tidak lebih dari segumulan orang berhati picik yang hidup tanpa harkat dan martabat," ucapnya.
Lebih lanjut, Abi Rekso menilai, jika pendemi ini terjadi di era SBY, dia yakin tidak terkendali.
"Baynyangkan jika pandemi terjadi dibawah Kepemimpinan SBY. Presiden yang serba cari aman, dan tak mau berbuat sesuatu yang beresiko untuk rakyat. Dia akan lakukan hal berisiko untuk kepentingan keluarga. Anak dan besan saja," tuturnya.
Dia menilai, selama ini Demorat kerap mengeluarkan sejumlah narasi jahat kepada pemerintah seolah sedang menzalimi rakyat.
"Padahal, partai demokrat sedang memanfaatkan situasi sulit. Orang-orang jahat sedang bermufakat," ucapnya. (dal/fin).
