News

Investasi Sektor Industri Naik 29 Persen di Semester I/2021

fin.co.id - 29/07/2021, 10:43 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sektor industri selama semester I tahun ini mencapai Rp167,1 triliun. Angka ini naik 29 persen dibandingkan periode sama tahun senilai Rp129,6 triliun.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, selama enam bulan pertama tahun ini, sektor industri memberi kontribusi hingga 37,7 persen dari total nilai investasi nasional sebesar Rp442,8 triliun.

Adapun dua sektor industri primadona yang menjadi penyumbang terbesar, yakni kelompok industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang berinvestasi sebesar Rp57,6 triliun atau berkontribusi 13 persen.

"Berikutnya adalah investasi dari industri makanan sebesar Rp36,6 triliun atau berkontribusi 8,3 persen," kata Agus, Kamis (29/7/2021).

Sementara nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari sektor industri, kata Agus, mencapai Rp46,3 triliun atau berkontribusi 21,6 persen dari total PMDN sebesar Rp214,3 triliun.

"Sedangkan, nilai penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri mencapai Rp120,8 triliun atau berkontribusi 52,9 persen dari total PMA senilai Rp228,5 triliun," ujarnya.

Adapun kontribusi nilai PMDN sektor industri, berasal dari investasi industri makanan sebesar Rp14,7 triliun, yang meliputi 2.644 proyek.

"Selain itu, industri kimia dan farmasi Rp8,4 triliun dengan 1.074 proyek; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp6,8 triliun dengan 643 proyek; industri kertas dan percetakan Rp5,4 triliun dengan 615 proyek, serta industri mineral nonlogam Rp4,7 triliun dengan 435 proyek," terangnya.

Kemudian, investasi industri karet dan plastik Rp3,2 triliun dengan 765 proyek; industri tekstil Rp1,1 triliun dengan 614 proyek; industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp678 miliar dengan 270 proyek; industri kayu Rp404 miliar dengan 516 proyek.

"Kemudian industri barang dari kulit dan alas kaki Rp143 miliar dengan 101 proyek; industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam Rp130 miliar dengan 471 proyek; serta industri lainnya Rp546 miliar dengan 804 proyek," tuturnya.

Sementara kontribusi nilai PMA sektor industri terutama berasal dari investasi industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 3,4 miliar dolar AS dengan 550 proyek; industri makanan 1,5 miliar dolar AS dengan 1.216 proyek; industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain 961,2 juta dolar AS dengan 624 proyek.

"Industri kimia dan farmasi 818,2 juta dolar AS dengan 779 proyek; serta industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam 371,4 juta dolar AS dengan 677 proyek," imbuhnya.

Selanjutnya, investasi industri kertas dan percetakan 246,8 juta dolar AS dengan 239 proyek; industri mineral nonlogam 220,2 juta dolar AS dengan 161 proyek; industri barang dari kulit dan alas kaki 187,5 juta dolar AS dengan 200 proyek.

"Industri tekstil 163,1 juta dolar AS dengan 560 proyek; industri karet dan plastik 158,7 juta dolar AS dengan 527 proyek; industri kayu 28,2 juta dolar AS dengan 231 proyek; serta industri lainnya 141 juta dolar AS dengan 520 proyek," pungkasnya. (der/fin)

Admin
Penulis
-->