JAKARTA- Dosen ilmu komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando menilai Ustad Adi Hidayat (UAH) berlebihan jika mempolisikan Eko Kuntadhi karena dianggap menuduhnya menggelapkan uang donasi untuk Palestina.
Menurut Ade Armando, cuitan Eko Kuntadhi tidak ada unsur fitnah. Sebab apa yang dikatakannya sesuai kenyataan. Bahwa dana terkumpul sebesar Rp30 miliar, dan disetor ke MUI sebesar Rp14 miliar
"Adi ini memang lebay. Coba anda baca lagi twitt Eko, apakah ada di Eko menuduh Adi mengambil uang donasi Palestina?. Eko memang pada awalnya salah menyebut jumlah uang donasi terkumpul. Seharusnya Rp30 miliar bukan 60 miliar. Tapi itu kan sudah dikoreksi," kata Ade Armando dikutip kanal YouTube Cokto TV, Selasa (1/6).
Di cuitan Eko Kuntadhi itu, menurut Ade Armando bahkan ada kata syukur karena Adi Hidayat berhasil mengumpulkan donasi sebesar itu hanya dalam waktu 6 hari.
"Eko bahkan bersyukur bahwa Adi berhasil mengumpulkan dana sebesar itu dalam 6 hari. Kalu Eko menyebut yang diserahkan rp14 miliar, itu karena berita terbaru yang menyebut Eko serahkan 14 miliar rupiah," jelas Ade Armando.
Dia menilai, Adi Hidayat suka mencari popularitas dengan segala tindakannya. Sebaliknya Ade mengakui, Adi Hidayat memang punya pengaruh. Akan tetapi dia tidak mampu menjadi teladan yang baik.
"Jadi kesan saya Adi ini suka cari popularitas dengan ucapan dan tindakan, yang mungkin sengaja dia tunjukan bahwa pejuang Islam sesungguhnya. Bagaimana pun Adi memang berpengaruh, ya buktinya hanya dalam 6 hari dia berhasil memobilisasi dana sampai Rp30 miliar rupiah. Tapi justru karena pengaruhnya itu Adi seharunya bisa memberi teladan," papar Ade Armando.
Lebi lanjut, Ade Armando mengatakan, donasi seperti yang dilakukan Adi Hidayat memang akan menimbulkan sejumlah pertanyaan. Sehingga prlu adanya transparansi donasi tersebut.
"Dalam hal ini perlu dicek, apakah kegiatan dana mengumpulkan dana untuk Palestina ini memperoleh izin dari pihak yang berwenang. Kegiatan pengumpulkan dana seperti yang dilakukan Adi ini menimbulkan bayak pertanyaan yang harus dijawab," katanya.
Adi Hidayat mengumpulan donasi Rp30 miliar. Dana disalurkan Rp10,2 miliar ke Internasional networking for humanitarian (INH). Dan disalurkan ke Dutabesar Palestina melalui MUI, sebesar Rp14,3 miliar rupiah. Dan sisinya Rp5 miliar untuk pendidikan SDM Palestina bekerja sama dengan kampus-kampus Indonesia. Ade Armando mengatakan, penyaluran dana itu nampak terlihat baik.
"Tapi benarkah uang yang terkumpul adalah Rp30 miliar rupiah?. Mungkinkah angkanya lebih tinggi atau jauh lebih tinggi dari itu?" katanya.
"Apakah donasi 10,2 miliar itu akan diserahkan kepada Palestina? bukan kepada Hamas? atau mislanya bukan untukk membangun gedung unutk INH sendiri. Adakah fee yang diambil oleh Adi Hidayat, kalau ada berapa besar fee yang diambil. Misalnya saja kalau 2,5 persen maka skitar Rp750 juta. Apakah pertanyaan ini tidak mengada-ngada, tentu saja tidak. Penggalangan dana semacam ini perlu dilakukan transparandan akubntabel," kata Ade Armando. (dal/fin)