JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, produktivitas beras di Indonesia saat ini mencapai 34 juta ton. Berdasarkan data global, Indonesia menempati urutan ke-4 dunia sebagai negara produsen beras.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut, produksi padi atau gabah per hektar di Indonesia bisa mencapai 5,2 ton. Angka ini lebih baik dibandingkan negara produsen beras lain, seperti India yang hanya 3,7 ton per hektar dan Bangladesh 4,1 ton.
BACA JUGA: 51 Anggota KPK Dipecat, Mahfud MD Bungkam, Gus Umar: Maklum Lagi Nikmati Jabatan
"Khusus untuk beras jagung dan lain-lain kita dalam peringkat yang cukup bagus di dunia yang harus kita pertahankan," kata Syahrul di Jakarta, Rabu (26/5/2021)Selain itu, kata Syahrul, harga beras di Indonesia juga tergolong lebih murah apabila dibandingkan dengan negara lainnya. Sementara dari sisi importasi beras, Indonesia juga berada di posisi yang termasuk rendah yaitu di urutan ke-23 dunia.
"Memang masih ada persoalan di pasca panen, antara lain mekanisasi kita memang termasuk yang terbawah karena kita jumlah orangnya banyak," ujarnya.
BACA JUGA: Kini Foto Alvin Faiz Tak Ada Lagi di Instagram Larissa Chou
Untuk itu, lanjut Syahrul, pemerintah tengah melakukan berbagai upaya intervensi untuk menjaga produktivitas sektor pertanian. Misalnya, dengan menyediakan pembiayaan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus pertanian, serta memberikan pupuk bersubsidi."Pupuk bukanya langka, tapi kurang. Misalnya, dibutuhkan pupuk 24 juta ton yang keluar cuma sembilan juta ton. Padahal di negara lain input pupuk itu 100 persen, kita hanya kurang lebih 42 persen, tapi hasilnya kan dia per hektare 5,2 ton," pungkasnya. (der/fin)