Kamus Kontroversial Beredar di Olsop, Fikri Faqih : Mau Menghapus Kesalahan, Tapi Dosanya Terlanjur Menjalar

fin.co.id - 22/04/2021, 14:55 WIB

Kamus Kontroversial Beredar di Olsop, Fikri Faqih : Mau Menghapus Kesalahan, Tapi Dosanya Terlanjur Menjalar

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fikri Faqih menyayangkan kamus kontroversial terbitan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI berjudul Kamus Sejarah Indonesia Jilid I & II tetap beredar. Bahkan diperjual-belikan di toko daring (online shop).

Ia menyatakan, setelah sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim dan Dirjen Kebudayaan mengakui adanya kesalahan atas penerbitan buku tersebut, sebaiknya Kemendikbud mulai melakukan pembersihan dosa.

BACA JUGA: Lion Air Akhiri Pencarian Perekam Suara Kokpit Jet Boeing 737 MAX

Yakni dengan segera melarang peredarannya, karena sangat meresahkan. Bila tidak dilarang, berarti memang benar demikian isi buku tersebut.

“Padahal kata mas Menteri (Nadiem) dan Dirjen (Kebudayaan) sudah ditarik, tapi percuma karena sudah beredar di masyarakat, kecuali dilarang,” kata Fikri lewat keterangan resminya, Kamis (22/4).

Kamus Sejarah Indonesia Jilid I & II terbitan Kemendikbud tersebut mudah ditemui di Olshop semudah mengklik di mesin pencari di internet. “Jadi ini seperti mau menghapus kesalahan, tapi dosanya terlanjur menjalar kemana-mana,” ucap Fikri.

BACA JUGA: Tokoh NU Hilang dari Kamus Sejarah, Tengku Zul: Kaum Muslimin Jangan Lengah

Seperti diketahui, Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I dengan sub-judul Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II :Nation Building (1951-1998). Namun disayangkan, tokoh penting nasional yang sekaligus pendiri Nahdatul Ulama, Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari tidak ada dalam entry khusus (yang disusun secara alfabetis) dalam kamus tersebut. Demikian pula dengan kiprah proklamator RI, Soekarno & M. Hatta, tidak ditemukan dalam entry alfabetis di dalam Kamus Jilid II.

BACA JUGA:  Polri Siapkan Personel Antisipasi Takbir Keliling

Fikri mengajak semua elemen negeri ini untuk bersama meluruskan sejarah bangsa yang mulai dicemari upaya pembelokan dan penghilangan sejarah, terutama kiprah K.H Hasyim Asyhari.

“Bila tanpa adanya fatwa jihad dari Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari pada waktu itu, bung Tomo dan puluhan ribu rakyat Surabaya tidak mungkin bertempur gagah berani dengan satu semboyan: merdeka atau mati, karena ulama adalah tokoh paling ditaati saat itu,” urainya. (khf/fin)

Admin
Penulis