JAKARTA – Wacana pembentukan koalisi partai islam mendapat sejumlah pro dan kontra, Jika sebelumnya PKB mengatakan tidak menutup kemungkinan akan bergabung, PAN justru secara tegas menolak pembentukan koalisi tersebut.
Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi menegaskan bahwa partainya menolak pembentukan koalisi poros partai Islam. Ia juga mengingatkan semua pihak agar berhati-hati menggunakan politik identitas berbasis agama untuk menarik simpati publik.
Ia menjelaskan alasan PAN tidak ikut dalam poros tersebut, yaitu proses pendidikan politik rakyat harus diarahkan secara rasional, melalui pendekatan akal sehat.
BACA JUGA: Penganiayaan Perawat di Palembang Bukan yang Pertama
Hal itu menurut dia agar demokrasi dapat berjalan sehat dan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan politik prosedural atau rutinitas, tetapi berpolitik yang substantif dan produktif."Meskipun ciri/ identitas khas partai politik atau ideologi politik partai telah dijamin di Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, namun kita harus hati-hati menggunakan politik identitas berbasis agama sebagai merk jualan ke publik," katanya, Sabtu (7/4).
Menurutnya, simbol-simbol agama sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam turbulensi politik. Alasannya, dapat menyebabkan keretakan kohesivitas sosial dan dapat mengganggu integrasi nasional.
BACA JUGA: Dahnil Anzar Diduga Sindir HRS, Ferdinand Mendukung: Itu Ibadah
Ia mencontohkan beberapa kasus. Di pilkada dan pilpres adalah bukti serta fakta lapangan yang seharusnya menjadi pelajaran sejarah bagi bangsa Indonesia."PAN tidak ingin kondisi seperti itu akan terulang lagi. Adanya gerakan untuk menghidupkan wacana Poros Islam di pemilu 2024 yang dilakukan oleh PPP dan PKS, PAN memberikan apresiasi atas sikap politik tersebut sebagai bagian dari ijtihad politik PPP dan PKS namun kami tidak akan ikut wacana Poros Islam," ujarnya.
BACA JUGA: Pria Tewas Usai Bercinta dengan Orang-orangan Sawah
Dia juga menjelaskan, wacana pembentukan poros politik berbasis agama akan melahirkan antitesa poros lain berbasis non-agama. Kondisi politik itu menurut dia tentu ahistoris dan tidak produktif bagi kemajuan bangsa.Juru bicara PAN itu menyarankan sebaiknya wacananya diarahkan pada adu ide dan gagasan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul. (khf/fin)