JAKARTA-
Pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan pendakwah Haikal Hasan Baras yang menuding Presiden pertama, Soekarno alias Bungkarno sebagai pemimpin yang benci dengan ulama, merupakan pernyataan yang kurang ajar. Ferdinand Hutahaean mengatakan, penyataan itu tidak bisa dibiarkan karena akan merusak sejarah bangsa. "Jika omongan kurang ajar seperti ini terus bebas menyiarkan kebohongan dan merusak sejarah bangsa, maka jangan kaget bila anak muda bangsa ini, generasi penerus, tak lagi memgetahui sejarah bangsa sesungguhnya," tulis Ferdinand Hutahaean di twitternya, dikutip Senin (12/4). "Disanalah kaum jahiliyah bisa tumbuh subur," imbuh mantan Kader Partai Demokrat ini. Seperti dilihat di akun twitter @tjhinfar21, sebuah potongan video diduga Haikal Hasan tengah memberikan sebuah ceramah. Video berdurasi 2 menit 20 detik itu, Haikal Hasan menyebutkan bahwa Bungkarno merupakan orang yang tidak suka dengan ulama. Bungkarno pernah menyebut ulama sebagai amoral. "Tanggal 11 bulan September tahun 1957 ada ijtimah ulama di Palembang itu mukhtamar Ulama yang pertama. Siapa yang pimpin? Kiay Haji Isa Ansar. Sekjennya Kiyai Haji Gozali Hasan. Pesertanya, Buaya Hamka, Muhammad Natsir, Safrudin Prawiranegara, Kahar Muzzakar. Itu masya Allah, top top semua," ujar pria yang diduga Haikal Hasan itu. "Tahu apa yang terjadi di Jakarta? Bungkarno bersama PNI-nya dan PKI-nya dan Nasakom-nya, ngata-ngatain Ulama yang sedang rapat yang sedang Muktamar," sambungnya.
Dia bilang agar jangan menutupi sejarah. "Mereka menuduh ulama yang sedang Mukhtamar itu amoral. Jangan ditutupi, ini sejarah ini," katanya. "Bungkarno kan Proklamaor, iye, Bungkarno berjasa, gue tahu, Bungkarno hebat, setuju. Tapi jangan lupa, Bungkarno tukang penjarain para ulama bersama Nasakom-nya. Silahkan bantah kalau bisa," sambungnya. (dal/fin)
