News . 05/04/2021, 12:35 WIB

SMF Berharap Euforia BSI Picu Penetrasi Pembiayaan Syariah, Termasuk Di Perumahan

Penulis : Admin
Editor : Admin

 

JAKARTA - Euforia terbentuknya Bank Syariah Indonesia (BSI) terus terdengar, seiring dengan harapan semakin luasnya pembiayaan syariah masuk ke sektor-sektor strategis. Sebagai lembaga secondary mortgage atau lembaga pembiayaan sekunder perumahan, PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero) juga berharap bahwa pembiayaan syariah di sektor perumahan semakin meningkat dengan adanya BSI tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF, Heliantopo, dalam konferensi pers virtual kinerja SMF 2020 dan Outlook 2021, Senin (5/4).

SMF, kata Heliantopo, memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) yang telah menyiapkan diri untuk mendukung pembiayaan sekunder perumahan dengan sistem syariah.

"Dengan adanya merger bank syariah menjadi BSI itu harapannya akan memperkuat pembiayaan syariah di Indonesia, termasuk didalamnya terkait dengan perumahan. Didalamnya itu harapannya nanti pembiayaan syariah ini akan semakin besar," ujar Heliantopo.

Ia mengakui, jika dilihat saat ini realisasi pembiayaan syariah dengan konvensional itu jumlahnya masih sangat rendah. Ia berharap, dengan adanya euforia BSI dan juga kampanye pembiayaan syariah yang dilakukan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), pemahaman masyarakat terkait pembiayaan syariah akan semakin terbuka.

"Realisasi syariah dibanding konvensional itu jumlahnya secara persentasi rendah antara 10-20 persen. Harapannya dengan adanya ini (BSI), termasuk didalamnya (pembiayaan) perumahan, baik FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) maupun komersial ini akan semakin besar," tuturnya.

Sebagai informasi, berdasarkan hasil laporan keuangan 2020 Perseroan (audited), hingga akhir tahun 2020, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2005 mencapai Rp69,15 triliun. Adapun, total aset SMF hingga akhir tahun 2020 mencapai sebesar Rp32,57 Triliun.

Pencapaian kinerja yang positif tersebut ditopang dari kegiatan sekuritisasi sebesar Rp631 Miliar, penyaluran pinjaman sebesar Rp6,43 Triliun, serta penerbitan surat utang sebesar Rp7,27 Trililun. Adapun laba bersih di tahun 2020, mencapai Rp470 miliar

Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, selama tahun 2020, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp7,27 Triliun melalui penerbitan obligasi PUB V Tahap III sebesar Rp4 Triliun, PUB V Tahap IV sebesar Rp2,11 Triliun, sukuk mudharabah PUB I Tahap II sebesar Rp346 Miliar, MTN IX sebesar Rp700 Miliar dan MTNS X sebesar Rp110 Miliar Sampai dengan akhir tahun 2020, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp18,16 Triliun dan (oustanding) pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp1,5 Triliun.

Untuk transaksi sekuritisasi, sejak tahun 2009, sampai dengan 31 Desember 2020, SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp12,78 triliun. Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah bekerja sama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan.

Direktur utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan bahwa dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 1,08 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP) yang terbagi atas 84,20 persen wilayah barat, 15,12 persen wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,68 persen wilayah timur. (git/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com