News

Kurs Rupiah Ditutup Melemah, Ini Penyebabnya

fin.co.id - 30/03/2021, 16:29 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (30/3). Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 35 poin atau 0,24 persen ke level Rp14.480 per dolar AS pada akhir perdagangan.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,216 poin atau 0,23 persen ke level 93,160 pada pukul 14.54 WIB.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar terus menguat dan mencapai level tertinggi di 93,10 karena imbal hasil Treasury AS mulai naik lagi akibat  kekhawatiran peningkatan inflasi.

Imbal hasil Treasury naik karena percepatan vaksinasi, tanda-tanda pemulihan ekonomi, dan stimulus besar-besaran AS yang memicu kekhawatiran inflasi. Presiden Joe Biden sendiri akan mengumumkan rencana besar baru untuk pengeluaran infrastruktur akhir pekan ini, dengan rencana pengeluaran tambahan untuk perawatan anak dan perawatan kesehatan yang akan diumumkan setelah liburan Paskah.

Di Eropa, prospek ekonomi jangka pendek menjadi lebih suram karena Prancis dan Jerman memperkenalkan langkah-langkah pembatasan yang lebih ketat untuk mengekang gelombang ketiga kasus Covid-19 di benua itu. Yang juga memberikan tekanan pada Euro adalah melebarnya selisih antara imbal hasil obligasi AS dan Jerman.

Di depan data, laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan Maret, termasuk non-farm payrolls, akan dirilis pada hari Jumat dan diawasi dengan ketat untuk tanda-tanda pemulihan ekonomi. Federal Reserve atau The Fed mengutip pemulihan pasar tenaga kerja yang lambat dari Covid-19 sebagai alasan sikap dovishnya pada suku bunga.

Sementara itu dari sisi internal, Ibrahim menyebut rilis data ekonomi dalam negeri yang positif terutama dari Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level ekspansif yakni 50 menjadi sentimen positif. Selain data manufaktur, realisasi investasi dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2021 yang lebih tinggi dibandingkan posisi tahun sebelumnya juga dianggap positif.

"Dari beberapa indikator ekonomi yang mengalami tren perbaikan, membuat pemerintah tetap optimis terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional dapat tercapai dikisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen. Walaupun pemerintah juga memprediksi pertumbuhan ekonomi pada Kuartal pertama 2021 masih berada di zona negatif yaitu di kisaran minus 0,1 persen sampai 1 persen," ungkap Ibrahim dalam hasil risetnya, Selasa (30/3).

Optimisme pertumbuhan ekonomi di Indonesia, kata Ibrahim tak terlepas dari rasa optimistisme terhadap perkembangan ekonomi secara global yang pada 2021 diperkirakan akan tumbuh positif hingga 5 persen, setelah terkontraksi 3,8 persen pada tahun sebelumnya.

Sinyal pemulihan ini terlihat dari perbaikan ekonomi di banyak negara, termasuk Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), didukung stimulus fiskal dan moneter serta mulai meningkatnya mobilitas manusia dan aktivitas perekonomian akibat masyarakat sudah divaksinasi, sehingga nantinya akan hidup berdampingan dengan covid-19.

Di sisi lain, pemerintah pada 2021 ini juga akan berfokus pada program vaksinasi massal dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang akan terus diperluas ke provinsi-provinsi lain. Hal ini akan turut menjaga momentum pemulihan kesehatan dan ekonomi, khususnya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan konsumsi dan investasi melalui berbagai strategi di tahun 2021.

Disamping itu bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas, obligasi dan SUN diperdagangan DNDF terhadap mata uang garuda agar terus terjaga dan stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia.

"Rupiah secara fundamental masih undervalue di bawah Rp15.000 per dolar AS dan berpotensi sampai akhir tahun masih akan menguat," tuturnya.

Ibrahim memprediksi, rupiah pada perdagangan Kamis (31/3) masih akan berfluktuatif dan ditutup melemah.

Admin
Penulis
-->