JAKARTA - Pendapatan dan Laba Bersih PT Jasa Marga (Persero) TBK terkoreksi cukup dalam di sepanjang 2020. Salah satu penyebabnya yaitu pandemi virus Corona yang menyebabkan dilaksanakannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga pelarangan mudik Lebaran 2020 lalu.
Pendapatan tol perseroan pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp8,76 triliun, menurun tajam dibandingkan pendapatan 2019 yang ketika itu mencapai Rp10,13 triliun.
Sementara itu EBITDA perseroan pada tahun 2020 ini tercatat sebesar Rp5,98 triliun, menurun signifikan dibandingkan EBITDA tahun 2019 yang mencapai Rp6,88 triliun.
Adapun laba bersih perseroan di 2020 tercatat sebesar Rp501,05 miliar. Nilai ini turun tajam dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2019 yang mencapai Rp2,21 triliun.
"Perseroan melakukan berbagai efisiensi untuk dapat mengimbangi penurunan volume lalu lintas dan pendapatan tol sebagai imbas dari diterapkannya kebijakan Work From Home (WFH) dan PSBB di berbagai daerah pada kuartal II dan III tahun 2020 yang menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan tol," ujar Corporate Secretary Jasa Marga, M Agus Setiawan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/3).
Namun demikian, seiring dengan beroperasinya beberapa ruas tol baru di tahun 2020, total aset perseroan tercatat sebesar Rp104,08 triliun, tumbuh sebesar 4,4 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp99,68 triliun.
Kemudian dari sisi pendanaan untuk mendukung likuiditas, Jasa Marga melapprkan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Jasa Marga Tahap I pada tanggal 8 September 2020 senilai Rp2 triliun. Adapun permintaan yang masuk untuk Obligasi Berkelanjutan II tersebut mencapai angka Rp2,7 triliun melebihi nilai yang ditawarkan.
"Dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan diantaranya untuk modal kerja, pemeliharaan jalan tol, peningkatan fasilitas dan sarana penunjang jalan tol lainnya," kata Agus. (git/fin)
