News

TNI-Polri dan ASN Wajib Beli Beras Bulog, Solusi Serap Beras Petani

fin.co.id - 29/03/2021, 19:59 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Badan Urusan Logistik (Bulog) berharap anggota TNI/Polri dan aparatur sipil negara (ASN) membeli berasnya. Tujuannya untuk menyerap beras dari para petani.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso usul agar TNI-Polri dan ASN dan ASN diwajibkan membeli beras Bulog sebagai bentuk penyaluran stok beras. Sebab anggota TNI/Polri dan ASN mendapatkan penambahan tunjangan beras dari Kementerian Keuangan.

BACA JUGA:  Imbas Bom Bunuh Diri Makassar, Pengamanan Bandara Sultan Hasanuddin Diperketat

"Kami akan minta dukungan pada Menteri Keuangan, kami bukan minta uang untuk menyerap, persoalannya adalah hilirnya. Saya akan menyampaikan pada Menteri Keuangan yang diperlukan adalah pasarnya dari beras Bulog ini yang nantinya jadi sasaran saya adalah TNI-Polri dan ASN," kata lelaki yang akrab disapa Buwas, Senin (29/3).

BACA JUGA:  Kemenhub Siapkan Aturan Pengendalian Transportasi, Sebagai Tindak Lanjut Pelarangan Mudik

Dikatakannya, Mekeu telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan yang menaikkan tunjangan beras untuk TNI-Polri dan ASN. Tunjangan beras tersebut awalnya Rp7.400 menjadi Rp10.769 per kilogram. Namun, Buwas berharap tunjangan tersebut kembali ditambah Rp2.000 per kg.

"Rata-rata pengeluaran TNI-Polri dan ASN membeli beras Rp12.000 per kg atau beras kualitas premium. Jadi jika tunjangan beras TNI-Polri dan ASN Rp12.000 per kg, Bulog bisa menyediakan beras dengan harga dan kualitas yang sesuai dengan keinginan para pegawai negara tersebut," terang Buwas.

BACA JUGA:  Bantah Rugikan Negara, RJ Lino Klaim Pengadaan QCC Pelindo II Justru Bikin Untung

Diungkapkan Buwas, dengan pembelian beras dari apratur negara, bertujuan agar Bulog dapat menyalurkan stok beras yang diserap dari para petani.

"Masalah yang ada pada Bulog saat ini, tidak memiliki pangsa pasar untuk menyalurkan beras yang diserap dari petani," katanya.

Menurutnya, jika stok beras yang diserap dari petani terlalu lama di gudang, maka berpotensi mengalami turun mutu. Dampaknya bisa menyebabkan kerugian negara.

"Bulog sebagai BUMN juga terbebani dalam hal keuangannya. Sebab harus membayar bunga dari pinjaman bank yang digunakan untuk menyerap beras dari petani. Sedangkan tidak ada pemasukan untuk melanjutkan perusahaan yang menjadi aset negara tersebut," ungkapnya.

BACA JUGA:  Soal Bom di Gereja, Habib Rizieq Bilang Haram Ganggu Ibadah Umat Kristiani

Dikatakannya, selama dua tahun ini Bulog, telah kehilangan pangsa pasar sebanyak 2,6 juta ton beras yang biasanya digunakan untuk program beras keluarga sejahtera (rastra) semenjak program tersebut dihapuskan pemerintah. Program rastra digantikan oleh program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) di mana masyarakat mendapatkan bantuan sosial secara nontunai dan dapat membeli kebutuhannya sendiri di warung terdekat.

Dia pun memprediksi jika setiap anggota TNI-Polri dan ASN memerlukan beras 10 kg per bulan untuk konsumsi, maka stok beras Bulog bisa tersalurkan sekitar 1,4 juta ton dalam setahun.

BACA JUGA:  Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa: Lima Tim Besar Petik Tiga Poin

"Rata-rata konsumsi setiap keluarga dari anggota TNI-Polri dan ASN di atas 10 kg per bulan, namun Bulog memastikan akan bisa memenuhi berapapun kebutuhan yang diperlukan," katanya.

Dikatakannya, Bulog memiliki tugas menyerap gabah dan beras dari para petani di seluruh wilayah Indonesia sebagai upaya untuk menjaga harga gabah dan beras di tingkat petani agar tidak jatuh. Penyerapan tersebut dilakukan sepanjang tahun berjalan.(gw/fin)

Admin
Penulis
-->