JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Slamet menilai tindakan impor dalam skala besar yang dilakukan pemerintah saat ini bukanlah hal yang tepat, terlebih saat ini juga merupakan waktu dimana para petani sedang panen.
Slamet mengungkapkan bahwa stok beras Indonesia masih terbilang sangat cukup hingga akhir tahun 2021, hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Usaha Logistik (Bulog).
BACA JUGA: Konsorsium Angkasa Pura I Menangkan Tender Pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam
“Data dari Kementan dan Bulog menunjukkan bahwa stok kita cukup. Dengan alasan apapun tidak seharusnya hari ini kita melakukan impor. Bukan berarti kita tidak menyukai impor, tetapi seharusnya disesuaikan dengan kondisi hari ini yang sedang panen,” terang Slamet lewat keterangan resminya, Sabtu (20/3).
Slamet juga mengungkapkan bahwa komoditas garam yang dimiliki petani Indonesia masih memiliki kualitas yang kurang memenuhi standar sehingga sulit untuk diserap oleh pasar.
BACA JUGA: Andi Arief Harap Jokowi Angkat Ruhut Sitompul Jadi Direksi PLN Bagian Megangin Setrum
“Disini justru saya menuntut hadirnya pemerintah, kalau masalah ini diselesaikan dengan cara yang instan yaitu impor, rakyat kita mau dibawa kemana? Dengan teknologi yang ada saat ini, pemerintah harus hadir memberi edukasi dan perlindungan sehingga kualitas garam bisa meningkat,” jelas Slamet.
BACA JUGA: Hampir Rp1 Triliun Digelontorkan untuk Formula-E, Ferdinand: Ini Bentuk Kebobrokan Anies Baswedan
Slamet juga memberi tanggapan terhadap pernyataan Kementerian Perdagangan yang mengatakan bahwa impor skala besar ini tidak akan mempengaruhi harga gabah.
“Ini adalah logika sederhana, sebelum ada isu impor ini harga gabah ada di garis normal dan setelah ada isu impor ini harga gabah turun. Bagaimana pemerintah bisa mengatakan bahwa impor tidak berpengaruh? Menurut saya ini bukan hanya ngawur, tetapi pemerintah tidak memiliki rasa empati terhadap penderitaan rakyat kita,” terangnya Slamet. (khf/fin)