JAKARTA - Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag, Waryono mengatakan, pihaknya tengah menyusun Kisi-kisi Ujian Lembaga Pendidikan Al-Qur'an. Penyusunan ini melibatkan para ahli dan praktisi Pendidikan Al-Qur'an.
BACA JUGA: Habib Rizieq Tidak Dibolehkan Ikut Sidang Offline, Refly Harun: Aneh Sekali, Dia Harus Punya Akses Keadilan
"Penyusunan kisi-kisi ujian ini akan menjadi pedoman Lembaga Pendidikan Al-Qu'ran di seluruh Indonesia dalam pelaksaan evaluasi," kata Waryono di Jakarta, Sabtu (20/3/2021).
Waryono berharap, agar kisi-kisi yang disusun tidak hanya sebatas mengukur kemampuan literasi membaca pada santri, tapi juga pada aspek pemahaman dan sikap, sesuai dengan perkembangan usia.
BACA JUGA: Leicester City vs Manchester United: Rashford, Anthony Martial dan Edinson Cavani Diragukan Bisa Tampil
"Pekerjaan rumah Lembaga Pendidikan Al-Qu'ran (LPQ) adalah bagaimana LPQ bukan hanya sebatas menjadikan para santri akrab dengan Al-Qu'ran namum juga menjadi living values, nilai yang hidup," ujarnya.Menurut Waryono, metode pembelajara Al-Qur'an di Indonesia saat ini cukup berkembang. Bahkan, pembelajaran Al-Qu'ran di Indonesia adalah yang paling kreatif dan inovatif.
"Pembelajaran ini sebagai bagian dari ikhtiar untuk bagaimana Al-Quran lestari dan dikuasai peserta didik, karena metode-metode tumbuh dan berkembang sesuai dengan konteks," terangnya.
BACA JUGA: Denny Siregar Bilang Rizieq Shihab Seperti Anak Kecil, Padahal Katanya Imam Besar
Selain itu, kata Waryono, perlu juga upaya melakukan kompilasi metodologi yang berkembang agar bisa diwariskan ke anak cucu, dan tidak diklaim oleh pihak tidak bertanggungjawab."Sangat penting metode-metode tersebut memperoleh HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dan harus diurus," imbuhnya.
"Selain aspek metodologi, standar performa juga penting bukan sekadar standar intelektual, dan negara hadir untuk menyejahterakan masyarakat," pungkasnya. (der/fin)