News . 16/03/2021, 03:00 WIB
JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan vaksin COVID-19 yang kini berlaku di Indonesia belum diketahui berapa lama tingkat efikasi atau kekebalannya mencegah infeksi penyakit.
"Sampai sekarang belum ada yang bisa menentukan efikasinya. Karena itu mesti menunggu final report clinical trail fase 3. Informasi yang saya dengar baru keluar pada Juni atau September tahun ini," kata Budi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (15/3).
Dia mengatakan tingkat kekebalan vaksin yang beredar di Indonesia dimulai sejak 28 hari setelah penyuntikan pertama dan kedua. "Yang optimal perlindungan itu terbentuk 28 hari setelah suntikan kedua. Setiap orang memiliki kadar antibodi yang berbeda. Ada yang tumbuhnya banyak. Ada yang sedikit. Dengan adanya antibodi ini tetap bisa tertular. Tetapi kita akan lebih cepat responsnya," jelasnya.
Dengan adanya peningkatan antibodi, maka para penerima vaksin tidak perlu mengalami sakit parah atau masuk rumah sakit. "Belum ada laporan juga mereka yang sudah divaksin tidak akan menularkan ke orang lain. Karena itu, disiplin 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) harus tetap dilakukan secara benar dan konsisten," tutupnya. (rh/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com