JAKARTA - Dosen Ilmu komunikasi, Ade Armando, tak terima dikatakan sebagai buzzer pemerintah dan diberi gaji. Sebelumnya, tuduhan itu berasal dari seorang penceramah yang belum lama ini viral di media sosial.
Ade Armando menilai tuduhan itu hanya fitnah tanpa dasar. “Ngakunya ulama. Tapi mulutnya penuh fitnah,” cuit Ade Armando di twitternya, dikutip Senin (15/3).
Ade Armando heran dianggap sebagai buzzer untuk menghancurkan Islam. “Kok saya dituduh buzzer yang dibayar langsung oleh pemerintah untuk menghancurkan Islam,” ujar Ade Armando.
Selain itu, Ade juga heran dengan tuduhan digaji sebagai buzzer dengan APBN. "Gaji kami katanya Rp74 Miliar dan diambil dari APBN. Allah tidak tidur Pak,” tulis Ade Armando.
Dalam video yang viral itu, penceramah yang tak diketahui identitasnya itu mengatakan pemerintah memakai buzzer di media sosial dan digaji dengan APBN.
Penceramah itu kemudian menyebut 3 buzzer, di antaranya Ade Armando, Denny Siregar dan Abu Janda. Menurut penceramah itu, buzzer dipakai intuk memperkuat sekularisme.
"Pemerintah sekarang untuk memperkuat sekulerisasi di Indonesia yaitu mendirikan kelompok buzzer," kata ulama itu.
“Ade Armando, Abu Janda, Denny Siregar dan lain-lain. Digaji langsung dari pemerintah ambil dari APBN. Berapa gajinya buzzer itu? Rp74 miliar,” ungkapnya.
Ia juga membeberkan bahwa tugas para buzzer yang digaji oleh pemerintah itu yakni untuk menghancurkan Islam.
“Tugasnya apa buzzer-buzzer itu? Menghancurkan Islam di Indonesia,” ujarnya. (dal/fin).