Ada B117, Strategi Tak Perlu Diubah 

fin.co.id - 10/03/2021, 01:35 WIB

Ada B117, Strategi Tak Perlu Diubah 

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Masuknya varian baru B117 di Indonesia tidak perlu direspons dengan mengubah strategi pengendalian COVID-19. Pola yang dilaksanakan pemerintah dinilai sudah tepat. Yang harus dilakukan adalah lebih memperketat.

"Strateginya tetap sama. Strategi akan berubah apabila model transmisinya berubah. Misalnya dari droplet ke airborne," kata Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) dokter Riris Andono Ahmad, Selasa (9/3).

Pola pengendalian yang utama, lanjutnya, tetap dengan disiplin 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Selain itu, wajib disertai 3T (tracing, testing, treatment).

Menurut dia, pola tracing kasus COVID-19 dapat terus dilakukan seperti biasanya. Namun demikian, apabila telah meluas, perlu dilakukan penapisan secara massal di komunitas. "Jadi bukan masalah jenis virus atau mutasinya. Tetapi lebih pada cara penularannya," jelasnya.

Apabila penerapan 5M dan 3T tidak ditingkatkan, penularan memungkinkan terjadi lebih cepat. Mengingat daya tular B117 disebut-sebut 70 persen lebih tinggi

Adapun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang saat ini diterapkan, bisa saja efektif menghambat penularan. Asal, signifikan menekan mobilitas masyarakat.

"Cara yang efektif untuk menghentikan penularan dengan menghentikan mobilitas. Karena transmisi itu kan berbanding lurus dengan mobilitas. Kalau mobilitas bisa dikurangi transmisinya juga berkurang," tukasnya.

Munculnya varian B117, memungkinkan memiliki dampak pada aspek kecepatan penambahan kasus yang kemudian berimplikasi pada penyediaan fasilitas kesehatan. "Karena jumlah pasien yang dirawat meningkat, sehingga harus ada penambahan jumlah tempat tidur. Tapi untuk strategi pengendalian tetap sama," pungkasnya. (rh/fin)

Admin
Penulis