Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Selasa (9/3) ditutup melemah 45 point di level Rp14.405 per dolar AS, dibandingkan penutupan Senin (8/3) kemarin yang berada di level Rp14.360 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, faktor eksternal dan internal mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini.
Dari faktor eksternal, dolar AS bertahan di dekat level tertinggi 3,5 bulan terhadap para pesaingnya pada hari ini karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dan ekspektasi normalisasi ekonomi yang lebih cepat dari pandemi di AS. Kondisi itu menempatkan mata uang AS berada pada jalur keuntungan.
Sentimen kedua yaitu terkait dengan RUU stimulus AS senilai USD1,9 triliun yang sudah disahkan oleh parlen AS.
"Parlemen berharap untuk mengambil tagihan untuk paket stimulus USD1,9 triliun paling lambat Rabu pagi (besok). RUU tersebut akan dibawa ke Presiden Joe Biden untuk ditandatangani menjadi undang-undang," ujar Ibrahim dalam risetnya, Selasa (9/3).
Di lain pihak, Bank Sentral Eropa (ECB) menyalahkan penebusan obligasi besar karena gagal meningkatkan laju pembelian daruratnya selama satu minggu sebelumnya. Hal itu meleset dari ekspektasi pasar dan menambah keraguan terhadap komitmennya untuk mendukung ekonomi dari keterpurukan akibat Covid-19.
"ECB baru akan mengumumkan kebijakan moneternya pada hari Kamis lusa," kata Ibrahim.
Sentimen selanjutnya yaitu Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan memperluas fasilitas likuiditas darurat untuk membantu pemberi pinjaman memberikan bantuan kepada usaha kecil, di bawah program perlindungan gaji hingga 30 Juni 2021. The Fed akan bertemu untuk membahas kebijakan moneter pada 16 Maret 2021 mendatang.
Sementara dari faktor internal, Ibrahim menyebut dalam dua periode penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat(PPKM) Mikro yang dimulai 23 Februari - 8 Maret 2021, kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta cenderung menurun. Penurunan kasus ini diklaim adalah hasil dari kerja keras Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan masyarakat dengan terus mengupayakan peningkatan angka kesembuhan.
Selain itu pemerintah DKI, kata Ibrahim, juga kembali memperpanjang PPKM mikro mulai 8 Maret - 22 Maret mendatang. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di masa libur panjang hari keagamaan Isra’ mi’raj dan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 11 dan 14 Maret 2021. Selain itu Pemerintah juga terus melakukan vaksinasi yang saat ini berfokus terhadap lansia yang berumur 60 tahun ke atas.
Secara bersamaan rilis penjualan ritel Indonesia masih lemah, pertumbuhan negatif terus terjadi. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ditengarai menjadi penyebab rendahnya permintaan yang membuat penjualan ritel lesu.
"Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2021 berada di 182, turun 4,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Namun perubahan bulanan banyak dipengaruhi oleh faktor musiman, misalnya penjualan ritel Januari yang tidak sebaik Desember, karena yang diwarnai momentum hari Natal dan Tahun Baru," kata Ibrahim.
Atas dasar kondisi tersebut, ia memproyeksikan rupiah pada perdagangan Rabu (10/3) akan bergerak fluktuatif, meski akhirnya akan ditutup melemah kembali.
"Untuk perdagangan besok, nilai tukar rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.390 per dolar AS - Rp14.450 per dolar AS," pungkas Ibrahim. (git/fin)