JAKARTA- Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, kongres luar biasa (KLB) ilegal yang digelar untuk mengangkat Kepala Staf Kepresiden (KSP), Moeldoko gantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, merupakan fenomena politik yang lebih kotor dibanding rezim orde baru (orba).
Pangi mengatakan, baru kali ini terjadi sebuah partai besar diambil alih oleh orang luar partai dan sekaligus orang di lingkaran Istana.
"Sejarah lebih jorok dibandingkan orde baru, baru kali ini partai diakusisi yang bukan kader partai, sekaligus orang bawahan presiden yang namanya KSP itu, awalnya ngak ngaku, tapi beliau inner circle Istana, ada ngak SK KLB/Munaslub yang tak ditandatangani kemenkumham? Rusak," kata Pangi dikutip keterangan tertulisnya, Sabtu (6/3).
Dia mengatakan ironi, orang luar yang selama ini tidak berjuang membesarkan Partai, diamini oleh kader senior sendiri untuk akuisisi Partai Demokrat dari AHY.
"Sangat menjijikkan, bukan kader, tak berkeringat, menjadi ketum KLB Demokrat (meritokrasi) senior partai berkhianat mengamininya. Yakin Moeldoko Buat Elektabilitas demokrat moncer? Beliau Sosok BerMoral (fatsun)? Partai demokrat oposisi? Yg ada Partai rusak, AHY tak bisa capres," katanya.
Pangi juga menyindir para buzzer yang mendukung Moeldoko ambil alih Demokrat. Dia bilang, jika Negara mensahkan Moeldoko berdasarkan KLB ilegal itu, maka negara ini akan jadi hukum rimba.
"Tinggal Buzzer bela Moeldoko, tak punya relung hati dan relung otak, tak bermoral/tak berakhlak, buzzer pandemi, benalu demokrasi, kita berdiri menjaga demokrasi, oposisi dan partai politik agar tak dirusak. SK Kemenkumham mengesahkan ketum abal-abal, The End of Negara Hukum, RIMBA," ucapnya. (dal/fin).
