JAKARTA - Ketua DPD PDI-Perjuangan Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Ridwan Wittiri mengaku sangat terkejut mendengar kabar Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah dijemput Komisi Pemberantasan Korupsi dalam operasi tangkap tangan (OTT).
Menurut Andi Ridwan, sang Gubernur merupakan sosok muslim yang saleh. “Dalam penilaian saya, Prof Nurdin Abdullah itu sosok yang baik, dekat dengan petani, dan sosok Muslim yang saleh," kata Wittiri lewat keterangannya, Sabtu (28/2).
Wittiri mengatakan pihaknya menghormati proses hukum yang berkeadilan. Namun, tetap saja merasa ada yang perlu diluruskan terkait pemberitaan penangkapan oleh KPK terhadap Nurdin.
"Penangkapan itu bukanlah OTT dalam pengertian ada sebagai barang bukti atas kejadian tindak pidana korupsi. Hal itulah yang saya dengar langsung dari Prof. Nurdin. Dan saat itu tidak ada dana di rumah Prof. Nurdin, mengingat beliau saat itu juga sedang dalam keadaan tidur, lalu dibangunkan oleh aparat hukum,” ujarnya.
Selama ini dan sampai sekarang, Wittiri mengatakan dirinya bersama masyarakat Sulsel meyakini bahwa Nurdin adalah orang jujur dan baik. Terlebih Nurdin termasuk salah satu penerima Bung Hatta Award yang tentunya bukan penghargaan sembarangan.
Ridwan Wittiri juga menceritakan bagaimana sebelum dibawa aparat petugas hukum, Nurdin sempat menghubungi dirinya. "Dan menegaskan demi tanggung jawab pada Tuhan dan masyarakat, dunia dan akhirat, Prof Nurdin sama sekali tidak tahu menahu atas kejadian yang menimpanya," tegasnya.
“Saya hanya bisa berharap agar hukum benar-benar ditegakkan dengan sepenuhnya mengabdi pada keadilan, dan juga menjauhkan diri dari pertarungan politik tidak sehat. Kami dukung sepenuhnya misi KPK dalam pemberantasan korupsi," terangnya.
Sementara itu, Juru Bicara Nurdin, Veronica Moniaga, juga menegaskan ketidakbenaran informasi beredar di media bahwa sang gubernur terkena operasi tangkap tangan. Sebab saat hendak dibawa petugas KPK, Nurdin sedang istirahat. Dan dia bersedia dibawa karena akan menjadi sebagai saksi.
Istri Nurdin, Liestiaty, disebut sudah menyampaikan kabar keberangkatan suaminya ke Jakarta bersama petugas KPK lewat pesan singkat, termasuk ke sejumlah awak media. Di situ, Lies menjelaskan bahwa Nurdin dibawa ke Jakarta karena ada staf sang suami diduga menerima dana suap.
"Ass. Sahabat PKK yang saya sayangi. Do'akan bapak yaaaa. Tadi pagi bapak didatangi KPK secara mendadak berkenaan dengan ada staff bapak yang menerima dana. Bapak akan dimintai keterangan. Semoga Allah S.W.T memudahkan semuanya. Insyaa Allah," ungkap Liestiaty di dalam pesannya.
Ia melanjutkan, jika pihaknya masih menunggu bagaimana statement dari KPK. Namun satu yang ia saya sampaikan bahwa mengenai informasi yang beredar di media bahwa Gubernur Nurdin Abdullah terkena operasi tangkap tangan itu tidak benar karena saat itu sedang istirahat.
“Penjemputan paksa pun tidak, karena beliau dengan kerelaan hati untuk berangkat. Karena beliau adalah warga negara yang baik dan siap memberikan keterangan mengenai apapun yang akan ditanyakan,” tambahnya.(khf/fin)