News . 25/02/2021, 10:00 WIB
JAKARTA - Biaya pengiriman dan pengurusan dokumen ekspor masih menjadi momok yang menakutkan bagi pelaku ekspor produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Setali tiga uang, perizinan ekspor serta sertifikasi produk yang dipersyaratkan oleh negara importir juga menjadi beban berat yang belum terselesaikan.
Pemilik usaha produk kerajinan (Craft) Salmano Craft, Salman Maolani, mengatakan tiga persoalan tersebut selama ini membuat pelaku UMKM seperti dirinya sulit untuk berkembang.
"Kendalanya dari dulu sampai sekarang adalah shipping (pengiriman). Karena untuk pengiriman itu perlu surat izin serta sertifikat ekspor-impor, sementara kita kan UMKM tidak sampai ke sana, sehingga kita sering memakai jasa perusahaan shipping sekaligus jasa layanan undername," ujar Salman kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (24/2).
"Karena ada biaya undername, biaya izin dan sebagainya itu bisa, misal ongkos kirimnya Rp20 juta satu kontainer, tapi karena ada biaya lain-lain maka membengkak sampai Rp25 juta-Rp30 juta," ungkap Salman.
Selama ini, lanjut Salman, masih menggunakan jasa 'undername' tersebut, maka harus menyerahkan seluruh kepercayaan sepenuhnya kepada mereka. Padahal, kerap kali ia juga terjebak kecurangan dari pihak pengiriman tersebut.
Secara terpisah, Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Ari Anindya Hartika mengakui adanya kendala terkait masalah pengiriman ekspor tersebut.
“Jadi ongkos logistiknya mahal, padahal di saat yang sama terjadi penurunan daya beli masyarakat,” kata Ari.
“Ini sebuah keniscayaan. Jadi UMKM mau tidak mau suka tidak suka harus ikuti era digital, mereka harus go online,” katanya.
Sementara itu Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi menambahkan, bahwa industri jasa logistik memang sangat berperan penting bagi kemajuan UMKM. Menurutnya perlu ada upaya khusus agar skala ekonomi UMKM bisa ditingkatkan. Sebab ketika pengiriman produk masih bersifat mandiri maka justru itulah yang menyebabkan biaya logistik mahal.
Untuk itu, dia berharap nantinya akan ada sebuah sistem terpadu yang dibangun pemerintah yaitu Supply Chain Center. Dengan begitu, biaya logistik, biaya pengadaan bahan baku, biaya produksi hingga inventory bisa ditekan dan lebih hemat. Sehingga bisa mendorong penurunan harga produk UMKM dengan tanpa mengabaikan kualitasnya.
“Dengan Supply Chian Center akan bantu UMKM untuk mengelola barang mereka secara efisien. Tetapi supply chain center ini tidak bisa didirikan tanpa dukungan berbagai pihak, seperti pemerintah lintas sektoral, industri perbankan dan pegiat UMKM,” pungkas dia. (git/din/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com