Viral Situs Layanan Nikah: Anda Harus Nikah di Usia 12 Tahun

JAKARTA- Viral di media sosial sebuah situs layanan pernikahan yang secara khusus melayani pernikahan usia dini, yakni wanita yang berusia 12 sampai 21 tahun.

Situ tersebut bernama Aisha Weddings. Dalam situs ini dijelaskan beberapa manfaat nikah muda.

"Semua wanita muslim ingin bertaqwa dan taat kepada Allah SWT dan suaminya. Untuk berkenan di mata Allah dan suami, Anda harus menikah pada usia 12-21 tahun dan tidak lebih," demikian tulisnya.

Dikatakan bahwa, jangan menunda pernikahan hanya karena keogoisan. Sementara tugas wanita hanya untuk berbakti kepada suami.

"Anda harus bergantung pada seorang pria sedini mungkin untuk keluarga yang stabil dan bahagia. Jangan menjadi beban bagi orang tua Anda, temukan pria lebih awal!" katanya.

Dijelaskan juga tentang peran orang tua agar bisa mendidik anak-anaknya tentang kebebasan dalam pergaulan.

"Wanita-wanita yang mengumbar auratnya membuat hati menjadi berkeinginan melakukan hal-hal yang penuh dosa. Ini adalah masalah yang memprihatinkan yang membutuhkan solusi yang tepat,"

Dijelaskan pula bahwa pernikahan muda untuk menghindarkan diri dari perzinaan melalui pacaran.

"Mereka beranggapan bahwa dengan berpacaran maka mereka dapat dengan mudah memperoleh jodoh yang tepat. Namun, semua hal yang berkaitan dengan pacaran akan membuka pintu perzinaan" katanya.

Di media sosia, situs ini jadi bahan omongan netizen. Pegiat media sosial Eko Tuntadhi ikut merespon viralnya situs tersebut.

"Gue ngebayangin anak SD kelas 6. Usia 12 tahun. Dipaksa menikah. Tahu gak. Sekolah gratis sampai SMU. Ada dana PKH dan tunjangan sosial. BPJS bisa gratis.Masa depan terbentang untuk semua anak. Mereka bisa lebih berarti ketimbang jd sasaran orang-orang bejat. Atas nama agama!" tulis Eko Kuntadhi.

Dia menyayangkan orang dibalik situs tersebut yang menjadikan pernikahan dini sebagai bisnis.

"Bejat banget nih bisnis. Anak-anak usia sekolah, 12 tahun udah mau dijadikan umpan pernikahan. Anak 12 tahun, masih sibuk main Barbie sama Tiktok. Bedain pensil alis sama crayon aja masih salah. Apa gak ada cara bisnis lain, yang lebih beradab?" katanya. (dal/fin)