News . 10/02/2021, 11:00 WIB
JAKARTA - Potensi hujan ekstrem masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Banjir dan tanah longsor menjadi ancaman yang paling serius. Karenanya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan modifikasi cuaca.
"Daerah yang masih berpotensi hujan lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan," ungkapnya dalam keterangannya, Selasa (9/2).
Untuk itu, dia meminta agar masyarakat mewaspadai adanya dampak banjir maupun banjir bandang. Terutama di Banten (siaga), Jawa Barat (siaga), Jawa Tengah (siaga), Jawa Timur (siaga), Aceh (waspada), Sumatera Utara (waspada), Jambi (waspada), Bengkulu (waspada), Sumatera Selatan (waspada), Lampung (waspada).
Untuk mengantisipasi terjadinya hujan ekstrem yang berdampak munculnya banjir, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan pihaknya akan menggelar operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi TMC ini digunakan untuk redistribusi curah hujan dalam rangka mengurangi hujan ekstrem yang melanda wilayah Pulau Jawa saat ini.
"Pelaksanaan TMC redistribusi curah hujan wilayah banjir perlu segera dilakukan guna antisipasi makin meluasnya wilayah terdampak banjir,” katanya.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian mengatakan pelaksanaan TMC membutuhkan upaya dan sumber daya yang lebih dibandingkan TMC untuk menambah curah hujan, diantaranya kesiapan pesawat karena masifnya pertumbuhan awan.
Dalam operasi TMC redistribusi curah hujan di Jabodetabek pada 2020, BBTMC mengerahkan sumber daya peralatan seperti pesawat CN 295, Cassa 212-200 dan juga pesawat Piper Chayenne.
Metode jumping proses adalah perlakuan penyemaian pada awan-awan di luar wilayah rawan banjir yang pergerakannya mengarah menuju wilayah rawan banjir.
Volume hujan yang terjadi tidak mampu terserap dalam tanah sehingga langsung menjadi aliran permukaan atau genangan, seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di beberapa kota di Pulau Jawa seperti Bekasi, Kerawang, Pantura Pulau Jawa dan Semarang.
Berdasarkan angka dan jenis kejadian bencananya, total 386 bencana itu terdiri dari bencana banjir sebanyak 232 kejadian, puting beliung 73 kejadian, tanah longsor 62 kejadian, gelombang pasang dan abrasi sebanyak 8 kejadian, 7 kali gempa bumi dan 4 kejadian berupa kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dampak bencana alam tersebut telah menyebabkan 213 orang meninggal dunia, 12.060 orang mengalami luka-luka, 7 orang hilang dan 1.992.739 lainnya menderita dan mengungsi.
Sementara itu, dari total 1.216 fasilitas umum yang rusak akibat bencana, 609 kerusakan di antaranya adalah berasal dari fasilitas pendidikan, 515 fasilitas peribadatan, dan 92 fasilitas kesehatan.
Selain bencana alam, pada 13 April 2020 pemerintah juga menetapkan penyebaran COVID-19 di Indonesia sebagai bencana nasional non-alam yang saat ini telah menyebabkan total 1.174.779 orang terkonfirmasi, 973.452 orang sembuh dan 31.976 orang meninggal dunia.(gw/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com