Dikembangkan Alat Pengukur Antibodi

fin.co.id - 30/01/2021, 01:35 WIB

Dikembangkan Alat Pengukur Antibodi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi  pada tahun ini mengembangkan alat pengukur kadar antibodi dari seseorang yang telah mengikuti vaksinasi COVID-19.

"Untuk vaksinasi rencananya kami akan mendukung program vaksinasi melalui upaya atau menghasilkan kit untuk mengukur kadar antibody. Baik sebelum maupun sesudah divaksin," kata Menristek/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro di Jakart, Jumat (29/1).

Dia mengatakan penting untuk mengetahui apakah setelah diberikan vaksin, antibodi muncul. Kemudian, apakah setelah enam bulan atau satu tahun usai divaksin antibodi.

“Jika didapati antibodi sudah tidak ada lagi, maka berarti perlu melakukan vaksinasi ulang. Sehingga menjaga keberlanjutan terbentuknya antibodi melawan COVID-19. Kalau tidak ada tentunya harus ada revaksinasi atau booster yang dibutuhkan.Itu hanya bisa ketahuan istilahnya kalau kita mengembangkan test kit-nya. Ini yang sedang dikembangkan," imbuhnya.

Pengembangan alat pengukur kadar antibodi tersebut dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Alat pengukur kadar antibodi itu dinilai penting untuk mendukung program vaksinasi dan penanganan COVID-19. “Inovasi teknologi harus terus dilakukan. Di samping itu, penerapan dan disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) juga wajib dilakukan," pungkasnya.(rh/fin)

Admin
Penulis