News . 20/01/2021, 14:35 WIB
JAKARTA - Jutaan orang di dunia mulai meninggalkan WhatsApp usai pihaknya mengumumkan perubahan kebijakan privasi datanya. Kabarnya, dalam seminggu terakhir, jutaan pengguna aplikasi pertukaran pesan ini mulai beralih ke layanan alternatif.
Menurut firma analisis aplikasi seluler Sensor Tower, aplikasi Signal yang merupakan pesaing WhatsApp, mencatat kenaikan unduhan sebesar 17,8 juta dalam periode 5 hingga 12 Januari, naik dari hanya 285.000 unduhan pada minggu sebelumnya.
Aplikasi serupa lainnya, Telegram, mencatat kenaikan 15,7 juta unduhan selama periode yang sama, dua kali lipat lebih banyak dibanding 7,6 juta unduhan pada minggu sebelumnya.
"Unduhan akan terus meningkat. Minggu lalu kami mencatat unduhan harian 10 kali lebih banyak daripada hari biasa. Jadi ada ratusan ribu pengguna baru setiap hari. Itu banyak sekali," kata kepala Pemasaran & Penjualan Threema, Roman Flepp.
Sementara itu, unduhan WhatsApp berkurang menjadi 10,6 juta, turun dari jumlah unduhan 12,7 juta pada minggu sebelumnya. WhatsApp pun segera mengeluarkan klarifikasi, dan mengumumkan bahwa mereka akan menunda pembaruan kebijakan hingga 15 Mei.
"Sejak orang-orang sadar akan konsentrasi pasar, dan fakta bahwa semakin sedikit perusahaan yang ada dan berarti perusahan-perusahaan itu memegang kendali lebih besar atas informasi online, situasi terkait pembagian data antar layanan menciptakan beberapa keraguan bagi pengguna," imbuhnya.
Pada awal Januari, pengguna WhatsApp menerima pesan pop-up yang mengumumkan tentang pembaruan kebijakan privasi aplikasi tersebut. Setelah diamati lebih teliti ada pemberitahuan bahwa semua akun yang tidak menyetujui persyaratan baru pada batas waktu 8 Februari akan ditangguhkan atau dihapus.
Sementara itu, Facebook mendapat banyak kritik akibat kebijakan privasi datanya yang dianggap buruk. Reaksi negatif dari pengguna tersebut mendorong WhatsApp untuk mengeluarkan klarifikasi dan menunda perubahan hingga Mei. Meskipun ada penundaan tiga bulan, pembaruan yang dimaksudkan akan tetap sama.
"Perubahan diperlukan untuk memungkinkan pengguna mengirim pesan ke pelaku bisnis melalui WhatsApp," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan resminya.
"Ini mungkin langkah pertama untuk menghasilkan uang dan mendapatkan keuntungan dari investasi luar biasa yang mereka lakukan pada tahun 2014 ketika Facebook membeli WhatsApp," kata Flepp dari Threema.
"Seperti yang kita semua tahu, data pengguna adalah hal yang berharga di zaman kita. Saya pikir sebenarnya itulah yang menjadi kontroversi saat ini," tambahnya.
Namun, perubahan tersebut tidak akan diterapkan secara global. Perubahan untuk pengguna Eropa menghilangkan aturan detail yang diumumkan untuk wilayah lain.
Hukum perlindungan data di Eropa termasuk yang terkuat di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas data Eropa mengambil tindakan yang semakin agresif terhadap raksasa perusahaan telekomunikasi.
Kebijakan privasi langsung Signal menyatakan, bahwa data tidak ditautkan ke identitas pengguna juga tidak disimpan di server perusahaan. Orang terkaya di dunia, Elon Musk, mendukung layanan tersebut setelah WhatsApp mengumumkan perubahan kebijakannya.
Seminggu kemudian, Signal nampaknya mendapat atensi dari banyak pengguna sehingga aplikasinya down sepanjang hari. Dalam sebuah tweet, Signal menghubungkan masalah teknis tersebut dengan lonjakan pengguna baru.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com