News . 11/01/2021, 09:35 WIB
Faktor Cuaca Bisa Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan
Penulis : Admin
Editor : Admin
JAKARTA -
Dosen Meteorologi STMKG Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Deni Septiadi menyebut faktor cuaca juga bisa mempengaruhi terjadinya kecelakaan.
Menurutnya pada saat kecelakaan, terdapat awan cumulonimbus dengan radius bentangan awan sekitar 15 Km. Selain itu, suhu puncak awan menyentuh angka -70 derajat Celsius sehingga pesawat yang melewati awan itu pasti mengalami turbulensi.
"Berdasarkan data satelit pada pukul 14.40 WIB di sekitar Cengkareng, terdapat awan cumulonimbus (Cb) dengan radius bentangan awan sekitar 15 km dan suhu puncak awan mencapai -70 °C mengindikasikan labil tinggi dan pesawat pasti mengalami turbulen kuat ketika melewatinya," ujarnya.
Data observasi dari BMKG Cengkareng menunjukan adanya curah hujan intensintas sedang hingga lebat disertai petir. Kondisi tersebut mengganggu jarak pandang meskipun pesawat masih layak take off ataupun landing.
"Data observasi BMKG Cengkareng juga menunjukan curah hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dengan jarak pandang (visibility) yang hanya 2 km meskipun layak untuk take off maupun landing," terangnya.
Selain itu, arah angin di sekitar pesawat hilang dari level permukaan (1000 hpa) persisten dari Barat Laut, kemudian pada ketinggian 3000 m (700 hpa) persisten dari Barat Daya. Dengan demikian, dari sisi angin sebenarnya tidak memiliki indikasi cross wind yang berarti.
Deni juga menyorot kemungkinan pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami stall atau penurunan daya angkat secara ekstrem dalam kurun waktu 1 menit. Deni menyebut kekurangan daya angkat hingga cuaca buruk memengaruhi performa pesawat sehingga mengalami gagal mesin.
"Beberapa hal yang memungkinkan pesawat stall secara ekstrem dalam 1 menit adalah pesawat tidak memiliki daya angkat kemungkinan akibat gagal mesin," ucap Deni.
"Sementara cuaca buruk atau adanya sel Cb juga mempengaruhi kondisi aerodinamis akibat turbulensi sehingga mengganggu dan mempengaruhi performa pesawat dan dapat mengarah pada gagal mesin. Posisi dan kemiringan pesawat terhadap aliran angin juga dapat mengarah pada posisi stall," tambahnya.
(gw/fin)