Sebastian Vettel Tak Sabar

Juara 2010-2013 asal Jerman itu memutuskan hijrah ke Ferrari pada 2015. Namun, enam musim di tim Scuderia asal Italia, tak satu pun gelar diraihnya. Level tertinggi Vettel di Kuda Jingkrak hanya sebagai runner up pada 2017 dan 2018. Bahkan pada 2020, dari 17 seri yang dimainkan, Vettel hanya mampu finis di posisi ke-13.

BACA JUGA:  Vanessa Angel di 2020: Babak Belur, Jalani Universitas Kehidupan dan Hati-hati Memilih Teman

“Tahun 2020 adalah tahun yang sulit buat saya. Namun secara garis besar, saya bekerja sangat keras dimusim kompetisi ini. Semoga akan berguna untuk saya menghadapi musim Formula 1 berikutnya,” kata Vettel seperti dikutip FIN dari Crash, Jumat (1/1).

“Saya sudah tidak sabar lagi menghadapi tantangan baru. Meski begitu, saya tetap merasa sedih harus meninggalkan tim (Ferrari). (Keputusan ini) adalah sesuatu yang sudah lama saya pertimbangkan, dan (kegagalan saya di Ferrari) adalah sesuatu yang saya terima dengan hati yang lapang,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Ayu Ting Ting Dirangkul Adit Jayusman di Malam Tahun Baru, Rafika Duri: Asyiiiik

Selama di Ferrarri, Vettel gagal menjadi pebalap besar kalah oleh Lewis Hamilton.

“Ada banyak alasan mengapa kami (saya dan Ferrari), gagal mengeksekusi misi kami. Yang tersisa dari semua itu,  adalah kenangan dan semangat yang kami bagi dalam perjalanan tersebut. Kendati demikian, tidak ada yang saya sesalkan. Bahkan finis di posisi ke-14 di musim ini, akan selalu saya kenang,” ucap pembalap 33 tahun itu.

Selama empat belas musim di Formula 1, dan di luar dari empat gelarnya bersama Red Bull, Vettel tercatat sebagai pembalap nomor tiga dengan kemenangan terbanyak di kompetisi ini. Dari 53 kemenangan, ia juga mencatatkan 57 kali pole position, dan 38 kali sebagai driver dengan catatan waktu terbaik.

Sementara rekan setim Vettel, putra pemilik Aston Martin, Lance Stroll yakin mobilnya mampu berbicara banyak di ajang F1.

BACA JUGA:  Amien Rais Kritik Pembubaran FPI, Muannas: Anda Bukan Siapa-Siapa Lagi, Tidak Ada yang Dengar Anda

"Kembalinya nama Aston Martin ke F1 dengan latar belakang sejarah yang penuh warna dan dinamika dalam olahraga ini, jadi saat yang benar-benar menarik bagi kita semua yang terlibat dengan merek mobil sport Inggris yang hebat ini," katanya.

"Grid Formula 1 adalah tempat yang tepat untuk Aston Martin. Di sinilah merek ini seharusnya berada dan aku tahu bab selanjutnya dari sejarah balap kita akan sangat menarik bagi penggemar Aston Martin, dan olahraga F1, di seluruh dunia," jelasnya.

Aston Martin terakhir berkompetisi sebagai pabrikan adalah 61 tahun lalu, tepatnya pada Grand Prix Inggris 1960, dengan dibela Roy Salvadori dan Maurice Trintignant.(ruf/gw/fin)