News . 30/12/2020, 10:00 WIB
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong, supaya nilai keragaman atau kebhinekaan didorong masuk dalam bahan pendidikan di sekolah. Itu bertujuan, agar perbedaan tidak boleh menjadi alat perselisihan.
Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, bahwa setiap warga dalam satuan pendidikan sudah pasti memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda. Untuk itu, nilai keberagaman baiknya masuk dalam pendidikan di sekolah.
Menurut Totok, dengan mempelajari keragaman di lingkungan pendidikan, khususnya siswa dapat melebur. Artinya, nilai tentang keberagaman sebagai bahan ajar dapat mendorong siswa saling berinteraksi.
"Kalau kita melatih anak untuk berhubungan berinteraksi dengan sesamanya maka keberagaman itu sendiri adalah sumber belajar," ujarnya.
"Para siswa nantinya juga terbiasa saat terjun dalam wilayah yang lebih kompleks," imbuhnya.
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia, Alissa Wahid menilai, bahwa ruang pendidikan saat ini telah kuasai oleh sikap elitis dari penganut agama mayoritas.
Menurut Alisa, terjadinya ketegangan antar kelompok biasanya muncul bukan karena agama. Melainkan, karena pihak mayoritas yang merasa berkuasa. Artinya, sikap kelompok mayoritas tersebutlah yang menjadi persoalan.
"Mereka lupa, padahal demokrasi itu adalah dari, oleh dan untuk rakyat, menjamin semua individu dan warga negara mendapat hak-hak konstitusi, itu yang dilupakan, yang penting mayoritas berkuasa," tuturnya.
"Sebagaimana pesan Gus Dur, Indonesia ada karena keberagaman, kalau enggak ada keberagaman enggak ada Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, Pengamat pendidikan Doni Koesoema menilai, bahwa paham intoleran di antara siswa tidak lahir dari sekolah. Melainkan, dari lingkungan sekitar mereka.
Namun sayangnya, kata Doni, masih terdapat guru yang tidak percaya diri untuk mengelola sendiri kegiatan keagamaan untuk anak didiknya. Alhasil, peserta didik ikut kegiatan keagaman di luar lingkungan sekolah.
"Kalu sudah berada di luar lingkungan sekolah, anak ini bisa saja masuk kedalam kelompok yang mengarah ke intoleran dan radikalisme," pungkasnya. (der/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com