News . 23/12/2020, 14:07 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyampaikan, bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia tahun depan untuk bertemu dengan Presiden Joko widodo.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, lawatan Erdogan ke Jakarta nanti merupakan kunjungan balasan setelah Jokowi menemuinya di Ankara, Turki, pada 2017 lalu.
"Kunjungan (Erdogan) ini akan menandai peningkatan hubungan Indonesia-Turki ke tatanan baru," kata Retno di Jakarta, Selasa (22/12).
"Dewan tersebut akan menjadi forum bagi pemimpin kedua negara membahas isu strategis bilateral hingga isu regional serta global yang menjadi perhatian Ankara dan Jakarta," ujarnya.
Retno menambahkan, kemitraan Indonesia-Turki terus menguat dalam beberapa tahun terakhir terutama dalam sektor ekonomi dan pertahanan. Selain itu, Indonesia dan Turki tengah menjajaki kerja sama membangun tempat peluncuran roket (spaceport building), satelit, dan kendaraan peluncur satelit.
Turki dan Indonesia, katanya, juga tengah merampungkan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (IT CEPA). Ia memaparkan kedua negara menargetkan perundingan IT CEPA selesai pada 2021.
Sementara itu, Retno juga menyambut investor Turki yang semakin banyak menaruh minat menanamkan modal di Indonesia. Beberapa proyek yang melibatkan investor Turki dan tengah dibahas adalah proyek bidang perkapalan, pertanian,d an infrastruktur.
Retno juga mencatat keterlibatan delapan tenaga ahli Indonesia dalam tim yang menemukan 320 miliar meter kubik cadangan gas alam di lepas pantai Laut Hitam di Turki pada Agustus lalu.
"Dan sebagai negara dengan pengalaman yang lama di bidang industri gas, saya menyampaikan kepada Menteri Menlu Turki kesiapan BUMN Indonesia untuk bekerja sama dan membantu pengembangan industri gas di Turki," kata Retno.
"Kedua negara mendapat banyak keuntungan dari kerja sama industri pertahanan. Turki telah banyak menanamkan modal dalam sektor ini dan nyatanya kualitas produk terbaik dengan harga yang kompetitif serta tidak ada hambatan politik," kata Cavusoglu.
Bukan hanya sepakat dalam hal ekonomi dan pertahanan saja, Turki dan Indonesia juga menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk selalu mendukung Palestina.
Dalam tiga bulan terakhir, empat negara terdiri dari Bahrain, Uni Emirat Arab, Sudan, dan Maroko sepakat normalisasi hubungan dengan Israel. Padahal, selama ini sebagian besar negara Arab dan negara mayoritas Muslim memutus hubungan dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Israel juga dikabarkan tengah membujuk Oman dan Indonesia untuk menyepakati normalisasi hubungan. Namun, Jakarta membantah adanya upaya normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
Indonesia dan Turki juga sepakat bekerja sama dalam memperkuat Kerja Sama Organisasi Islam (OKI) untuk menyelesaikan berbagai tantangan di dunia Islam dan kesejahteraan umat.
"Hari ini, sayangnya ummah tengah menghadapi ancaman dari kebangkitan sentimen anti-Islam atau Islamofobia dan senofobia. Kedua negara akan terus bekerja sama untuk mendukung umat Muslim dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut," kata Cavusoglu. (der/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com