News . 23/12/2020, 13:59 WIB
JAKARTA - Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) menjalankan akreditasi kepada 5.018 sekolah dan madrasah selama 2020. Akreditasi dilakukan secara daring di tengah pandemi covid-19.
Ketua BAN-S/M, Toni Toharudi mengatakan, bahwa rincian akreditasi selama 2020 terdiri 4.017 sekolah atau madrasah dan 201 Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK).
"Kurang lebih 5.018 sekolah dan madrasah kita tetapkan akreditasinya secara daring selama 2020," kata Toni, di Jakarta, Selasa (22/12).
"Terdapat pula status Tidak Terakreditasi sebanyak 140 atau 3,30 persen," ujarnya.
Toni menjelaskan, bahwa akreditrasi ini dilakukan tidak melalui visitasi. Untuk itu pula, penilaian pun dilakukan dengan menggunakan model yang berbeda. Adapun akreditrasi ini dilakukan oleh sekitar 3.900 orang asesor akreditasi.
"Skenario kami ubah, tapi tidak mengurangi kualitas dari penilaian saat visitasi daring. Jadi, pemantauan kami melalui proses pembelajaran di kelas dengan PJJ. Ada kelas yang Zoom Meeting dan Google Meet," terangnya.
"Untuk yang berhubungan dengak dokumen sekolah dapat mengirim dan mengunduh melalui lawan web Sispena," imbuhnya.
Toni menuturkan, BAN-S/M tengah mengupayakan suatu perubahan yang amat mendasar yaitu merancang sistem baru yang responsif terhadap digitalisasi dan pandemi yang masih melanda.
"Kalau kualitas dan kinerja sekolah/madrasah menurun, maka dia akan menjadi target akreditasi. Tapi, kalau sekolahnya status quo dan yang bersangkutan tidak ada keinginan menaikkan status akreditasi, maka sertifikat akreditasi di status yang sama akan terbarukan secara otomatis. Ini istilahnya otomasi akreditasi," tuturnya.
Toni menjelaskan, tiga sasaran akreditasi, yaitu adanya indikasi penurunan kinerja menurut dashboard, sekolah/ madrasah ingin meningkatkan status akreditasi, dan laporan masyarakat yang terverifikasi. Namun, karena dashboard mendapatkan data berjenis sekunder yang berasal dari basis data kementerian yang terintegrasi, dashboard baru akan efektif jika data memiliki integritas.
Senada dengan itu, Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Doni Koesoema mengapresiasi upaya reformasi BAN-S/M yang menekankan peningkatan kepatuhan dan kinerja, terutama sistem triangulasi data yang diusung BAN-S/M.
"Adanya triangulasi antara Dapodik dan Emis, data yang diisi sekolah sebagai asesmen mandiri, dan adanya verifikasi tim asesor lewat angket, wawancara, observasi, dan telaah dokumen, ini sangat bagus, karena persoalan kita adalah integritas. Mungkin karena data kita masif, jadi data ini tidak presisi atau tidak jujur diisi sekolah," kata Doni.
"Lalu untuk penilaian akreditasi, data dibaik-baikkan. Ini persoalan mentalitas, bukan salah instrumennya," ujarnya.
Doni meyakini, mentalitas para pengelola data di satuan pendidikan perlu dibenahi. Menurutnya, jika ada individu yang tidak berintegritas, tapi sistemnya baik, maka akan menutup kemungkinan bagi oknum-oknum tertentu untuk berbuat tidak jujur atau memanipulasi.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril mengakui pentingnya peran guru untuk peningkatan mutu sekolah/madrasah.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com