JAKARTA- Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengungkapkan alasannya kerap membela ummat Islam lewat sejumlah komentarnya di media massa maupun di media sosial.
Pigai menyebut, sebagai akstivis HAM, sudah merupakan satu kewajiban membela orang-orang atau kelompok yang mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah tanpa harus memandang suku ras dan agamanya.
"Yang jelas kami ini kan membela manusia membela kemanusiaan itu tidak perlu melihat kamu kelompok ini, kelompom itu, di Islam kah, Kristen kah, Hindu, Budha, Jawa, Sumatera, Papua, Maluku Sulawesi semua, siapa yang merasa hak asasinya terlanggar itu tugaa kita untuk melindungi," papar Natalisu Pigai saat berbincang dengan Refly Harun di chanel YouTubenya, Selasa (15/12).
Pria asal Papua ini menilai, sejak Presiden Jokowi memimpin 5 tahun terakhir, ummat Islam mendapat perlakuan diskriminatif. Baik ulama maupun Islam itu sendiri. Sehingga sebagai aktivis HAM, Pigai merasa terpanggil untuk membela.
"Kebetulan 5 tahun terakhir itu umat islam mendapat ketidakadilan. Sejak 2015. Itu ummat Islam mendapat ketidak adilan. (Sebab) Kita sudah menjadi orang-orang prominen (menonjol) dalam human rights," ungkap dia.
"Jadi tidak mungkin kita tidak menyatakan keprihatinan, tidak mungkin kita membiarkan mereka berjuang sendiri, tanpa ada usaha-usaha pembelaan dari kelompok humanitarian (kemanusiaan)," imbuhnya.
Pigai menjelaskan, Kelompok humanitarian atau kemanusiaan itu memandang semua agama ada nilainya.
"Jadi kalau membela manusia itu jangan melihat dia pakai jilbab ka, pakai salib kak, Kristen ka Islam ka itu tidak perlu," katanya.
Lebih lanjut, Pigai membantah pro terhadap Islam. Akan tetapi persoalan keadilan, Pigai harus berdiri membela orang-orang Islam.
"Saya tidak pro kelompok islam, kalau disuruh pilih agama, jelas saya katolik, disuruh pilih tuhan, saya pilih tuhan Yesus. Dan itu tidak akan bisa ganggu saya. Tetapi persoalan ketidak adilan, kita harus punya kepentingan untuk mengucapkan kebenaran," ungkapnya.
Pigai mengklai, selama aksinya membela kelompok Islam, dia selalu mendapat dukungan dari pihak gereja.
"Saya selalu didukung oleh pimpinan Gereja Katolik di Indonesia, yang tidak perlu saya sebut. Artinya gereja itu selalu menghormati usaha yang saya lakukan," pungkasnya. (dal/fin)