JAKARTA - Perwakilan Komite Pengendalian Covid-19 UNICEF Arie Rukmantara mengungkapkan anak-anak menjadi kelompok yang paling dirugikan atas merebaknya virus Covid-19.
"Yang paling dirugikan dalam krisis kesehatan pasti anak-anak. Karena mereka tidak punya sumber daya yang mumpuni untuk memtuskan bagaimana keluar dari krisis kesehatan ini. Mereka adalah korban yang paling terpinggirkan, mereka adalah korban dari pandemi ini," ujar Arie di Jakarta, Rabu (25/11).
Arie mengatakan, paradigma lebih baik mencegah daripada mengobati penting untun menghadapi pandemi seperti saat ini.
"Saat ini bagaimana menekan seminimal mungkin supaya pencegahan jadi pencegahan utama untuk melindungi masyarakat terutama anak-anak Indonesia," kata dia.
Maka dari itu, menurutnya, sosialisasi adaptasi kebiasaan baru bagi anak-anak mesti dilakukan secara berulang-ulang.
Dia menekankan, cara menyosialisasikannya adalah dengan mencontohkannya secara langsung. Ia menyebut anak-anak harus diberikan pemahaman disertai dengan bukti dari penelitian atau sains mengenai pencegahan Covid dengan menggunakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak (3M).
"Bahwa penggunaan masker dalam 3M ini ada sainsnya, anak-anak akan mudah menerimanya," kata dia.
Ia menyebutkan, sejumlah penelitian mengemukakan masker yang digunakan bisa menurunkan risiko 50 hingga 70 persen, sementara mencuci tangan menurunkan tingkat penularan hingga 85 persen.
Ditegaskannya, anak-anak harus dibiasakan dalam menjaga jarak, ataupun menghindari kerumunan.
"Kalau digabung semuanya mudah-mudahan kita terlindungi sama sekali dari Covid-19, artinya ada kemungkinan kita tetap produktif dan aman dari Covid-19," imbuh Arie.
Diketahui, UNICEF sejak awal selalu melibatkan diri dalam menangani krisis kesehatan termasuk pandemi Covid-19, khususnya untuk anak-anak.
UNICEF telah terlibat dalam beberapa wabah penyakit yang terjadi di dunia termasuk di Indonesia seperti H1N1 pada 2009, wabah kolera pada 2014, MERS-CoV pada 2012 di Arab Saudi, wabah flu burung tahun 2016, serta KLB polio, KLB difteri, KLB gizi buruk, dan sebagainya. (riz/fin)