News . 24/11/2020, 09:00 WIB
JAKARTA - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) akan mendistribusikan sekitar 2 miliar dosis vaksin corona (covid-19) untuk negara-negara berkembang pada 2021.
Direktur Divisi Pasokan UNICEF, Etleva Kadilli mengatakan, bahwa sekitar satu miliar jarum suntik juga akan dikirim UNICEF ke negara-negara miskin, seperti Burundi, Afghanistan, dan Yaman sebagai bagian dari COVAX.
"Kolaborasi yang tak ternilai ini akan berjalan baik, demi memastikan kapasitas transportasi tersedia dalam operasi bersejarah ini," kata Kadilli, dilansir dari Malay Mail, Senin (23/11).
Kadilli menjelaskan, COVAX yang dipimpin kelompok vaksin GAVI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi bertujuan untuk mencegah pemerintah menimbun vaksin covid-19, dengan fokus pada vaksinasi terhadap kelompok paling berisiko di tiap-tiap negara.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akhir pekan ini, para pemimpin dari 20 negara ekonomi terbesar di dunia berjanji untuk memastikan distribusi yang adil dari vaksin, obat-obatan dan tes covid-19 sehingga negara-negara miskin tidak tersisihkan
Menurut WHO, sebelum pandemi covid-19 melanda, akses mendapatkan vaksin tidak seimbang. Sekitar 20 juta bayi tidak menerima vaksin yang sebenarnya dapat menyelamatkan mereka dari penyakit serius, kematian, kecacatan, dan kesehatan yang buruk.
Peran UNICEF dengan COVAX berasal dari statusnya sebagai pembeli vaksin tunggal terbesar di dunia. Mereka memperoleh lebih dari dua miliar dosis vaksin setiap tahunnya untuk imunisasi rutin dan menanggapi wabah atas nama hampir 100 negara. (der/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com