News . 23/11/2020, 14:13 WIB
JAKARTA - Pemerintah dan dunia usaha masih menghitung angka pasti stok gula nasional pada akhir 2020. Angka ini akan menjadi acuan untuk pemenuhan kebutuhan gula pada 2021.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat mengatakan, setelah stok gula akhir tahun diketahui baru dihitung berapa jumlah produksi dalam negeri dan seberapa besar kebutuhan gula nasional.
“Dari situ akan ditentukan bagaimana pemenuhannya, apakah bisa mencukupi dari produksi dalam negeri atau harus impor. Selama ini untuk memenuhi kebutuhan nasional biasanya lewat impor," ujar Budi dalam keterangannya, kemarin (22/11).
Total produksi gula dalam negeri tahun 2020 diperkirakan mencapai 2,2 juta hingga 2,5 juta ton, dengan kebutuhan konsumsi mencapai 3 juta ton. "Tahun ini (2020) agak istimewa karena kelihatannya konsumsi gula menurun akibat adanya pandemi. Realisasinya hanya di kisaran 2,7 juta ton," ujarnya.
Mengenai rencana pemerintah yang akan membuka keran impor gula oleh pelaku industri makanan dan minuman harus diperhitungkan. Sebab, kata dia, akan berdampak pada pabrik pengolahan gula di Tanah Air dan juga petani tebu.
Apalagi harga gula impor pasti jauh lebih murah ketimbang produksi dalam negeri. Hal ini akan menekan harga gula produksi dalam negeri yang berujung tertekannya harga tebu petani.
“Harus dilihat pada kebijakan awal mengapa dulu dibuat industri pengolahan gula dalam negeri. Kalau semua bisa mengimpor maka diperkirakan akan kontraproduktif," katanya.
Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengkhawatirkan impor gula akan mengancam keberadan gula hasil petani tebu lokal. "Dampaknya banyak. Kemungkinan terjadi kebocoran di pasar konsumsi akan lebih sulit ditangani," kata dia.
"Dengan 11 Pabrik GKR saja kebocoran tidak bisa tuntas ditangani, lantas berapa jumlah industri makanan minuman yang akan mendapatkan izin impor langsung? Pasti jumlahnya akan lebih banyak. Apakah akan lebih efektif pengawasannya?," lanjutnya.
Dengan kebijakan ini, kata dia, gula hasil tebu petani lokal akan semakin sulit bersaing di pasaran. Soemitro berharap agar pemerintah mau membuka komunikasi dengan pelaku usaha yang juga terdampak. "Ujung korbannya tentu produsen gula yaitu petani tebu," pungkasnya. (din/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com