News . 20/11/2020, 05:33 WIB

Tak Ada Efek Serius dari Vaksin Sinovac

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menegaskan menyatakan tidak ada efek samping serius ataupun Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) berbahaya pada 1.620 individu yang menjadi relawan uji klinis III vaksin dari perusahaan farmasi asal China, Sinovac.

“Hanya ditemukan gejala ringan. Seperti nyeri dan pegal otot pada tempat suntikan. Namun, tidak ditemukan efek samping serius akibat vaksinasi,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Kamis (19/11).

BACA JUGA:  Yuk Kenalan Sama Pantai Temajuk Primadona Destinasi Wisata di Kabupaten Sambas

Seperti diketahui, sejak Agustus 2020, Sinovac bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan PT Bio Farma Persero melakukan uji klinis tahap III vaksin COVID-19 dengan sampel 1.620 relawan di Bandung, Jawa Barat.

Wiku mengatakan Satgas akan terus memantau perkembangan uji klinis vaksin tersebut. Selain itu, juga memastikan status kehalalannya. Terkait kandidat vaksin yang nantinya akan digunakan pemerintah, Wiku mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus mengawasi proses pengadaan vaksin COVID-19 dari berbagai pihak. "Pemerintah juga akan transparan mengenai proses pengadaan vaksin COVID-19," imbuhnya.

BACA JUGA:  Wagub DKI Pastikan Bakal Penuhi Panggilan Polisi Soal Kerumunan Massa Petamburan

Selain dengan Sinovac, Indonesia juga menjalin kerja sama pengadaan vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) dan juga dengan perusahaan AstraZeneca. Namun, dalam dua pekan terakhir, dua kandidat vaksin dari dua perusahaan farmasi asal AS dilaporkan memiliki tingkat efektivitas menangkal COVID-19 hingga melebihi 90 persen.

BACA JUGA:  Wagub DKI Pastikan Bakal Penuhi Panggilan Polisi Soal Kerumunan Massa Petamburan

Dua korporasi farmasi asal AS itu adalah Moderna dan Pfizer. Indonesia menyatakan bersikap terbuka mengenai peluang kerja sama pengadaan vaksin terhadap Moderna dan Pfizer.

“Intinya pemerintah terbuka dengan kandidat vaksin manapun untuk melakukan kerjasama. Karena penetapan kandidat vaksin ini harus melalui proses pengawalan oleh BPOM dan dikaji dengan dasar-dasar saintifik. Namun, selama menunggu adanya vaksin gerakan disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) harus terus dilakukan," tandas Wiku.(rh/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com