News . 18/11/2020, 14:00 WIB
JAKARTA - Impor produk pertanian untuk komoditas pangan seperti jagung, kedelai, dan gandung, pada musim pandemi Covid-19 masih mendominasi.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, ketiga komoditas tersebut mencapai 14,6 juta ton sepanjang Januari-September 2020.
"Impor produk pertanian dari tanaman pangan mencapai 52 persen dari total impor. Sementara olahan disumbang produk peternakan dan perkebunan,” kata Sekretaris Jenderal Kementan, Momon Rusmono di Jakarta, kemarin (17/11).
Selain itu, lanjut dia, impor gandum tercatat turun dari 8,37 juta ton selama Januari-September 2019 menjadi 8,00 juta ton pada periode yang sama tahun ini.
Sementara kenaikan pangan strategis terjadi pada kedelai dari 5,12 juta ton menjadi 5,71 juta ton. Bawang putih juga naik dari 261.721 ton menjadi 381.775 ton.
Momong mengusulkan, impor kedelai, tapioka dan gandum yang cenderung masih tinggi, agar masuk ke dalam kelompok barang yang dilarang atau dibatasi (lartas) importasinya.
Selanjutnya, izin importasi pangan dapat diputuskan melalui rapat koordinasi terbatas yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Juga peninjaun kembali tarif impor untuk komoditas pangan strategis seperti gandum, ubi kayu, dan memberlakukan bea masuk untuk kedelai.
Dengan demikian, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan, para importir gandum diharapkan dapat mensubstitusi 5 persen bahan bakunya dengan produk lokal secara bertahap.
“Hal ini untuk melindungi petani dan produksi di dalam negeri kami usulkan ada kebijakan seperti di atas. Misal untuk importir kedelai memberi bantuan kepada petani kedelai sebagai kompensasi impornya,” tukas Suwandi. (din/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com