News . 16/11/2020, 03:00 WIB
MAKASSAR - Kabupaten Bone memiliki jejak bencana alam di akhir tahun. Angin puting beliung dan banjir menjadi ancaman nyata.
Tahun ini harus diwaspadai. Ancaman bencana berpotensi meningkat. Fenomena La Nina membuat curah hujan meningkat 20 hingga 40 persen. Selain itu, juga disertai angin kencang. Tentu rawan terjadi angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor.
Pada periode November 2019 sampai Februari 2020, hampir 60 rumah yang terdampak angin puting beliung. Itu rata-rata terjadi di daerah pegunungan (Bone Selatan) seperti Libureng, Kahu, dan Kajuara. "Setiap tahun menjadi langganan angin putingbeliung," kata Kalaksa BPBD Bone, Dray Vibrianto seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Minggu, 15 November.
"Jika terjadi bencana warga dapat melaporkan melalui pemerintah setempat. Baik Kades, babinsa atau babinkamtibmas. Atau langsung ke posko emergency saomasiga (0481) 112," tambahnya.
Wakil Bupati Bone, Ambo Dalle menambahkan, sinergitas dan kolaborasi menjadi kunci dalam menghadapi bencana. Menurutnya, pemkab sudah menyiapkan anggaran maupun personil menghadapi bencana.
Pemkab Sinjai juga mulai melakukan antisipasi memasuki musim hujan. Kesiapan sarana prasarana, personel, dan logistik dicek mengantisipasi bencana alam.
Kondisi serupa juga dilakukan Pemkab Pangkep. Sudah menggelar pasukan penanganan bencana di Alun-alun Pangkep, Minggu, 15 November. "Pangkep rawan puting beliung, longsor, dan cuaca ekstrem di perairan Pangkep," ucap Bupati Pangkep, Syamsuddin Hamid.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Kabupaten Maros, Hartanto, mengemukakan, curah hujan tahun ini diprediksi mengalami peningkatan sekitar 20 hingga 40 persensecara kumulatif. "Curah hujan tinggi, tentu rawan banjir," sebutnya Hartanto. (dir)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com