News . 04/11/2020, 13:00 WIB
JAKARTA - Pemerintah diminta jangan hanya mengandalkan satu negara terkait pengadaan vaksin COVID-19. Tujuannya agar pemerintah mendapatkan hasil vaksin terbaik untuk kebutuhan rakyatnya.
Anggota Komisi VI DPR Marwan Jafar meminta dalam rangka pengadaan vaksin COVID-19, pemerintah harus bermitra dengan banyak negara. Tujuannya agar antivirus yang akan diperoleh memiliki kualitas yang lebih baik.
"Dengan melibatkan banyak negara hasilnya akan jauh lebih baik," katanya dalam siaran persnya, Selasa (3/11).
Dia menilai dengan bermitra dengan sejumlah negara akan menghasilkan vaksin yang benar-benar cocok dengan genetika bangsa Indonesia.
Politisi PKB itu mengapresiasi pemerintah yang berkunjung ke sejumlah negara pengadaan vaksin COVID-19. Dia juga berharap kunjungan para menteri ke Eropa dan juga beberapa negara Asia mendapat hasil yang menggembirakan, baik dari sisi kesehatan maupun pemulihan ekonomi.
Kerja sama tersebut, perlu dipertegas antara kepentingan bisnis ke bisnis, pemerintah ke pemerintah atau perpaduan dari keduanya. Bisa juga Indonesia mendapatkan vaksin secara murni untuk kepentingan kemanusiaan.
Sebelumnya, Ketua Tim Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tak hanya mengandalkan vaksin dari Sinovac. Pemerintah juga akan mendatangkan vaksin dari Sinopharm, Cansino, dan Astra Zeneca.
“Seluruhnya ini akses yang disiapkan dan pemerintah sudah mengeluarkan Perpres pembelian vaksin dan sekarang disiapkan Permenkes, ini metode pembeliannya perlu dibuat regulasi agar tetap sasaran dan jumlah,” katanya.
Sementara Guru Besar virologi dan biologi molekuler Universitas Udayana Bali Ngurah Mahardika mengatakan perkembangan teknologi saat ini memungkinkan pengembangan dan penemuan vaksin yang lebih cepat.
"Dulu harus didapatkan agen murni terlebih dahulu untuk diperbanyak dan itu perlu waktu lama. Sekarang agen pertama lebih cepat ditemukan kemudian diperbanyak secara sintetik, cukup waktu satu bulan atau dua bulan saja," katanya.
Dikatakannya, masing-masing ragam vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, yang paling lazim digunakan adalah ragam vaksin dari virus yang dimatikan.
"Seperti vaksin Sinovac yang sedang diujicobakan di Indonesia. Regulasi untuk penerimaan akan lebih mudah. Sedangkan ragam vaksin lainnya belum ada contoh yang beredar di masyarakat sehingga dari sisi regulasi akan lebih lama," tuturnya.(gw/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com