News . 02/11/2020, 06:32 WIB
JAKARTA - Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab (HRS) melontarkan sindiran kepada pihak tertentu yang pura-pura bijak ketika Nabi Muhammad SAW dihina. Rizieq menyebut kelompok ini sebagai kaum zindik.
Secara etimologi, zindik adalah kotoran yang membahayakan. Namun berdasarkan fiqih Islam, zindik adalah orang-orang munafik di kalangan Islam. Mereka sering menyembunyikan kekafiran mereka.
"Oleh karenanya saya serukan juga kepada seluruh umat Islam yang ada di Tanah Air tercinta Indonesia, abaikan saja kicauan kaum zindik yang pura-pura arif dan pura-pura bijak menyerukan kepada umat Islam agar tidak marah walaupun nabinya dihina. Ini ajakan yang sesat dan menyesatkan," ujar Rizieq dalam akun YouTube Front TV, Minggu (1/11).
Habib Rizieq mengatakan, kelompok zindik ini akan sangat marah ketika organisasi mereka dihina. Ketika tokoh publik mereka dihina. Bahkan mempolisikan orang-orang yang menghina ormas mereka dan tokoh-tokoh mereka. Tetapi ketika Nabi dihina, mereka pura-pura arif dan bijak.
"Padahal mereka-mereka yang menjual kicauan-kicauan murahan tersebut pada saat dirinya dihina, organisasinya dihina, tokohnya dihina kelompoknya dihina bahkan mereka yang paling depan paling marah keluar dari mulutnya sumpah serapah. Bahkan lapor sana lapor sini dan seterusnya tapi manakala nabinya yang dihina mereka pura-pura arif dan pura-pura bijak," ujar Habib Rizieq.
Habib Rizieq juga mengatakan, kaum zindiq ini juga menganggap itu bukan karikatur Nabi. Padahal jelas Majalah Charlie Hebdo bertujuan melecehkan Nabi dengan gambar itu.
"Begitu juga abaikan saja kicauan kaum zindik yang mengatakan bahwa karikatur itu bukan karikatur Nabi Muhammad, karena wajah Nabi Muhammad tidak ada satu pun yang tahu dan tidak ada satu pun yang bisa atau boleh menggambarkannya jadi karikatur tersebut tidak perlu kita bereaksi karena itu bukan karikatur Nabi Muhammad," ujar Rizieq.
"Sampaikan kepada semua masyarakat Indonesia, mana kala ada satu gambar binatang, mana kala ada satu gambar yang menghinakan kemudian di situ ditulis bahwa itu yang dimaksud si anu, atau yang dimaksud si A atau yang dimaksud si B maka itu berarti penghinaan bagi yang bersangkutan walaupun itu gambar binatang, walaupun itu bukan yang bersangkutan tapi manakala gambar binatang tersebut dinisbatkan kepada seseorang berarti itu menjadi penghinaan bagi orang tersebut," sambung Rizieq.
"Begitu juga karikatur, karikatur apapun yang digambar dalam karikatur tersebut yang kita yakini tentu bukan wajah Nabi, tapi pada saat ditulis bahwa ini adalah Nabi Muhammad pada saat ditulis bahwa ini adalah orang yang bernama Muhammad pada saat dinisbahkan karikatur tersebut, kepada Nabi kita maka itu menjadi penghinaan yang tidak boleh kita biarkan," sambung Rizieq. (dal/fin).
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com