JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo menegaskan kemampuan pemeriksaan spesimen Corona di Indonesia sudah meningkat. Hal ini berbeda jauh awal pandemi lalu.
"Saat ini rata-rata harian pemeriksaan spesimen pada angka di atas 40 ribu spesimen per hari. Pernah mencapai lebih dari 50 ribu spesimen per hari. WHO mensyaratkan setiap negara harus melakukan pemeriksaan. Idealnya 1 warga negara untuk 1.000 orang penduduk dibandingkan dengan jumlah penduduk secara menyeluruh per minggu," tegas Doni di BNPB, Jakarta, Kamis (22/10).
Menurutnya, ada banyak pihak yang pesimistis dengan kemampuan testing Corona. Namun, lanjut Doni, kemampuan testing di Indonesia sudah jauh meningkat. Bahkan mendekati standar WHO.
"Kalau Indonesia jumlah penduduknya 267 juta orang, berarti tiap minggu pemerintah diharapkan bisa melakukan pemeriksaan 267 ribu orang. Sementara kalau pemeriksaan spesimen harian rata-rata itu sudah melampaui 270 ribu spesimen. Namun, ada kalanya, 1 orang itu sampelnya lebih dari 1. Sehingga kemampuan rata-rata sekarang ini adalah sekitar 33 ribu orang per hari," terang Doni.
BACA JUGA: Hari Santri 2020, LPDB-KUMKM Gandeng Santri Dalam Upaya Pendampingan Dana Bergulir
Dia menjelaskan hal tersebut aalah sebuah peningkatan yang luar biasa. Pada awal pandemin, pemeriksaan laboratorium hanya belasan persen dari standar yang ditetapkan oleh WHO. "Sekarang sudah berada pada posisi 82,51 persen. Sebuah angka yang harus diakui cukup membanggakan," paparnya.Bahkan, kata Doni, kemampuan testing spesimen Corona di Indonesia saat ini sudah melampaui target yang diberikan Presiden Joko Widodo. Yaitu 30 ribu spesimen per hari. Kepala BNPB itu membantah jika kemampuan pemeriksaan spesimen Corona di Indonesia terendah di dunia. "Menurut saya itu kurang tepat. Kalau ada yang bilang begitu, mungkin mengambil data-data yang sudah lama," ungkap mantan Danjen Kopassus ini.
Terkait protokol kesehatan, Doni meminta masyarakat memahami pentingnya gerakan disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Dia menyebut 3M menjadi pelindung yang ampuh untuk terhindar dari penularan. "Satgas tidak pernah bosan mensosialisasikan pentingnya 3M ini. Dengan disiplin protokol kesehatan, kita dapat menekan angka kasus positif," tandasnya.(rh/fin)