Pembunuhan Pendeta Libatkan Aparat

fin.co.id - 22/10/2020, 09:00 WIB

Pembunuhan Pendeta Libatkan Aparat

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Temuan hasil penyelidikan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya, Papua bentukan pemerintah diumumkan. Salah satu hasilnya, ada keterlibatan aparat dalam kasus pembunuhan terhadap seorang pendeta.

Hasil penyelidikan TGPF Intan Jaya diumumkan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. Salah satu hasilnya pada kasus pembunuhan pendeta Yeremia Zanambani di Hitadipa pada 19 September 2020 lalu, menunjukkan ada keterlibatan oknum aparat. Meski demikian, ada dugaan kemungkinan penembakan dilakukan pihak ketiga.

"Baik pidana maupun administrasi negara sejauh menyangkut tindak pidana yang berupa kekerasan dan atau pembunuhan. Pemerintah meminta Polri dan Kejaksaan menyelesaikan sesuai hukum berlaku tanpa pandang bulu," katanya, Rabu (21/10).

BACA JUGA:  Kumpul Kebo dengan Tora Sudiro saat Pacaran, Mieke Amalia: Itunya aja Dua Tahun

Mahfud juga mengatakan, pemerintah meminta Komisi Kepolisian Nasional untuk mengawal prosesnya lebih lanjut.

Selai itu, lanjut Mahfud, berdasarkan fakta-fakta yang dihimpun tim di lapangan juga menunjukkan dugaan keterlibatan kelompok bersenjata dalam peristiwa pembunuhan terhadap dua personel TNI AD, yakni Sersan Satu Sahlan pada 17 September 2020, dan Prajurit Satu Dwi Akbar Utomo pada 19 September 2020.

"Demikian pula terbunuhnya seorang warga sipil atas nama Badawi pada 17 September 2020," katanya.

Sementara Ketua TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto, mengatakan timnya belum menemukan saksi mata yang melihat langsung peristiwa tewasnya Pendeta Yeremias Zanambani.

BACA JUGA:  Kemenpan-RB Tinjau Pemenuhan Sarana dan Prasarana yang Responsif Kelompok Rentan di Bea Cukai Cikarang

"Soal saksi mata, tugas tim sangat terbatas waktunya sehingga kami maksimalkan olah TKP yang dua anggota jadi korban, kemudian TKP Pendeta Yeremia. Kemudian juga kami datang ke makam almarhum ke kediaman almarhum. Nah sejauh ini belum ada saksi mata yang lihat langsung kejadian," katanya.

Dikatakannya, TGPF baru menemukan saksi yang ada di lokasi pasca pembunuhan. Para saksi merupakan sosok yang menemukan Pendeta Yeremias tewas. Dia juga mengaku bersyukur TGPF telah membangun kepercayaan dengan keluarga Yeremias sehingga mereka mau untuk memberi informasi seandainya ada perkembangan.

"Kami tidak tahu nanti perkembangan berikutnya, karena kami juga setelah membangun trust dengan keluarga dan tokoh-tokoh setempat mereka sepakat ingin beri info seandainya ada perkembangan," katanya.

BACA JUGA:  Nora Alexandra Heran: Apakah yang Punya Pandangan Berbeda Sudah Dilarang?

Dijelaskannya, TGPF telah mencoba mendengar dari semua pihak yang terkait peristiwa tewasnya Yeremia. Pihaknya juga membuka ruang seluas-luasnya atas segala kemungkinan siapa pelaku pembunuhan tersebut.

"Jadi ketika turun tidak langsung pakai kacamata kuda ke satu pihak, tidak. Semua pihak kita dengar, semua pihak kita ajak bicara, semua pihak kita mintai data dan infonya," katanya.

Laporan ini merupakan temuan TGPF yang telah menyelidiki di lapangan selama kurang lebih lima hari. Mereka telah mewawancarai 45 saksi dan juga mendatangi tempat kejadian.

Tim TGPF langsung menuju ke Papua, tepatnya ke Intan Jaya di Distrik Hitadipa, setelah menerima mandat untuk mengungkap kejadian sebenarnya dari peristiwa penembakan yang menewaskan Zanambani, yang kemudian menimbulkan polemik.

BACA JUGA:  Soal Jokowi yang Sering Lupa Menyebut Namanya, Ma’ruf Amin: Namanya juga Lagi Tegang

Berkas laporan itu diserahkan Ketua Tim Lapangan TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto, di Gedung Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta Pusat, Rabu (21/10). Seharusnya laporan diserahkan pada Sabtu (17/10).

Tokoh pemuda Papua, Victor Abraham Abaidata mengapresiasi langkah pemerintah menangani dan menyelesaikan investigasi kasus penembakan di Kabupaten Intan Jaya.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Bapak Presiden Joko Widodo, yang memang beliau punya hati dan niat yang tulus, untuk memperbaiki situasi dan keadaan yang akhir akhir ini terus terjadi," katanya dalam keterangan tertulisnya.

Anggota TGPF Intan Jaya ini mengatakan, penyelesaian seperti membentuk TGPF akan membuat persoalan di Papua akan bisa didekati dengan baik dan konstruktif. Sehingga rakyat Papua bisa hidup damai di bawah pengamanan TNI.

BACA JUGA:  Salmafina Pengen Bongkar Kelakuan Taqy Malik, Tapi Nggak ahh…

"Pendekatan pembangunan terhadap manusia itu jauh lebih penting. Sehingga apa yang dilakukan oleh TGPF adalah bagian dari pintu masuk untuk memulihkan keadaan papua, untuk memulihkan kembali kepercayaan orang papua terhadap negara, terhadap pemerintah. Karena satu hal tantangan terberat kita ke depan adalah bagaimana menghadapi generasi milenial, generasi abad ini yang jauh lebih kritis," katanya.

Dijelaskannya, anggota TGPF tidak hanya melibatkan unsur TNI, Polri dan BIN, tapi juga tokoh-tokoh Papua yang dikenal kredibel, serta sejumlah tokoh nasional dan tokoh kampus.

Admin
Penulis