Gus Ulil Bilang Henry Subiakto sebagai Profesor yang tak Ngerti Sejarah

fin.co.id - 13/10/2020, 12:33 WIB

Gus Ulil Bilang Henry Subiakto sebagai Profesor yang tak Ngerti Sejarah

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Cendekiawan Nahdatul Ulama (NU), Ulil Abshar Abdallah menganggap Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Henri Subiakto sebagai seorang profesor yang tidak mengerti sejarah kaum Intelektual.

"Seorang profesor bernama Henry Subiakto membangun narasi keliru. Dia mengatakan: kaum intelektual seperti mahasiswa tak layak ikut demo. Kekuatan mahasiswa adalah argumen, bukan "gradak-gruduk" ikut demo seperti demo. Profesor ini tak ngerti sejarah kaum intelektual." Ucap Pria yang akrab dsapa Gus Ulil ini di akun twitternya, Selasa (13/10).

Gus Ulil mengatakan, ada banyak kaum intelektual kelas dunia di berbagai ngara yang turun langsung ke jalan mengikuti demonstrasi

"Intelektual-intelektuak kelas top dunia terlibat dalam demonstrasi di pelbagai negara. Salah satu yang paling fenomenal adalah antropolog Amerika yang mengajar di LSE, London, David Graeber. Dia salah satu pencetus demo besar di Amerika yang dikenal sebagai Occupy Wall Street Movement pada 2011." Tulis Ulil.

Sebelumnya, Henri Subiakto menilai, mahasiswa sebagai kaum intelektual, tidak bagus jika melakukan aksi protes di jalanan. Mereka lebih layak melakukan uji argumen terkait Omnibus Law.

"Buruh demo itu logis, karena kekuatan utama mereka memang di situ bukan di argumentasi. Tapi kalau ngaku intelektual ikut demo seperti buruh, berarti mereka lemah dalam argumentasi, dan enggan adu dalil dan konsep di MK. Lebih senang atau menikmati budaya grudak gruduk." Sindir Henri Subiakto di twiter.

Cuitan itu mendapat reaksi beragam. Henri kemudian mengatakan bahwa pernyataannya itu khusus terkait demp UU Omnibus Law.

"Tweet sy ini konteksnya demo UU Ciptakerja sekarang, bukan demo dalam arti luas. Kita ini di negara demokratis yang semua forum bisa dipakai. Aku ngetwit itu hanya dalam beberapa karakter untuk bahan diskusi, kalau mau argumentasi yang luas bikin forum akademik, atau di MK." Katanya. (dal/fin)

Admin
Penulis