Tindak Tegas Perusuh, Seribu Diamankan

fin.co.id - 09/10/2020, 13:33 WIB

Tindak Tegas Perusuh, Seribu Diamankan

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Ribuan peserta demo yang berujung ricuh di sejumlah titik di Ibu Kota Jakarta diamankan polisi. Mereka diamankan diduga sebagai perusuh dan perusak fasilitas umum. Sanksi tegas akan diberikan pada para perusuh tanpa terkecuali.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan pemerintah akan menindak tegas terhadap para pelaku perusakan fasilitas umum dan kekerasan saat unjuk rasa berlangsung. Pemerintah telah menghormati kebebasan pendapat dan menyampaikan aspirasi masyarkat terkait UU Cipta Kerja. Namun, yang terjadi justru mengganggu ketertiban umum.

"Adanya aksi-aksi anarkis yang dilakukan massa di tempat-tempat tertentu dengan merusak fasilitas umum, melukai petugas, itu tindakan kriminal yang tidak dapat ditoleransi," tegasnya, Kamis (8/10).

BACA JUGA:  Makan Bareng Rizky Febian, Nathalie Holscher: Ini yang Aku Pengen

Merusak fasilitas umum jelas semakin menganggu masyarakat lain yang tengah berjuang melawan pandemi COVID-19. Kara itu, pemerintah akan bersikap tegas terhadap aksi-aksi anarkis dan merusak yang justru menimbulkan kerugian.

"Pemerintah akan bersikap tegas dan melakukan proses hukum terhadap semua pelaku dan aktor yang menunggangi terhadap aksi-aksi anarkis yang berbentuk tindakan kriminal," tegasnya.

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyebutkan hampir seribu orang diamankan terkait aksi demo rusuh di sejumlah titik di Jakarta. Mereka merupakan kelompok Anarko yang mencoba memancing keributan.

"Sudah hampir seribu yang kita amankan, itu adalah Anarko-anarko, perusuh itu," katanya.

BACA JUGA:  BNPP Sukses Gelar Pembekalan Camat di Perbatasan Negara Regional II

Yusri menegaskan pelaku perusakan terhadap sejumlah fasilitas umum dan fasilitas kepolisian bukan buruh pengunjuk rasa. Mereka merupakan perusuh yang menunggangi aksi unjuk rasa buruh menentang Omnibus Law Cipta Kerja.

"Ini memang perusuh yang menunggangi teman-teman buruh melakukan unjuk rasa ini," tegasnya.

Dikatakannya pula, pihaknya juga tengah mengusut dugaan para pendemo dibayar untuk berunjuk rasa berujung ricuh di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Menurutnya para pendemo berusia remaja itu mendapatkan pesan berantai berisi ajakan untuk unjuk rasa dan bertindak anarkis.

BACA JUGA:  Menkop dan UKM: UU Cipta Kerja Permudah Pengembangan KUMKM

"Kami dalami semua karena yang bikin rusuh memang orang-orang yang bukan guru atau mahasiswa ada niatan bikin rusuh maka kami amankan," katanya.

Selain itu, polisi juga tengah mengusut aksi perusakan sejumlah fasilitas umum di Ibu Kota dengan mencari para pelakunya. Salah satu yang akan diperiksa polisi adalah video-video perusakan yang beredar di media sosial.

"Kita akan selidiki semuanya, kita akan selidiki videonya semua ini, ini yang merusak perusuh, ada beberapa fasilitas," tegasnya.

Dalam demo berujung rusuh tersebut, sebanyak enam polisi terluka. Mayoritas polisi yang jadi korban mengalami luka pada bagian kepala. Mereka terkena lemparan batu dari massa aksi.

BACA JUGA:  Beda dengan Era SBY, Dahlan Iskan: Pemerintah Sekarang Didukung Penuh DPR

Luka lain yang dialami anggota terdapat pada bagian tangan, bahkan ada yang mengalami patah tulang tangan.

"Total hari ini ada enam anggota kami yang jadi korban selama mengamankan massa aksi, ada yang bocor bagian kepalanya terkena batu juga yang tangannya patah. Mereka masuk rumah sakit sekarang ini," katanya.

Ditambahkan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan para perusuh dari kelompok Anarko mengaku mendapatkan ajakan untuk melakukan aksi unjuk rasa.

"Kami amankan beberapa orang massa tidak dikenal, remaja-remaja tanggung. Anak-anak sekolah yang tidak jelas tujuan, tapi ketika kami periksa hpnya semua ada ajakan demo," katanya.

Admin
Penulis