CIREBON - Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon menegaskan hingga saat ini belum ada hotel yang bersedia dijadikan tempat isolasi mandiri bagi Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pariwisata Disbudparpora Kabupaten Cirebon, Nana Mulyana. Sebelumnya, kata Nana, Disbudparpora diperintahkan untuk mempersiapkan minimal tiga hotel sebagai tempat untuk isolasi OTG. Namun, hingga saat ini setelah Disbudparpora melakukan pendekatan ke beberapa hotel di Kabupaten Cirebon belum mendapatkan jawaban atas kesediaan pihak hotel untuk dijadikan tempat isolasi bagi OTG.
“Kita sudah muter-muter ke seluruh hotel seperti Hotel Octo, Patra dan Aston tapi belum ada yang menyatakan bersedia dijadikan tempat untuk isolasi bagi OTG,” ujar Nana.
BACA JUGA: Tengku Zulkarnain Tantang Mahfud MD Tangkap Denny Siregar: Berani Adil Ga?
Ia juga menjelaskan, ketidaksediaan pihak hotel menjadi tempat isolasi bagi OTG karena hotel khawatir akan sepi pengunjung di masa depan.“Soal ini memang perlu adanya jaminan dari pemerintah pasca dijadikan tempat isolasi. Kendalanya semua hotel tidak mau,” ungkap Nana.
Menurutnya, pengembalian kepercayaan masyarakat terkait pemanfaatan hotel untuk dijadikan tempat isolasi masih sulit dirasakan.
“Jumlah hotel di Kabupaten Cirebon itu ada 26 hotel. Termasuk hotel melati. Pihak hotel memiliki pertimbangan sendiri soal ini karena untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat sangat sulit. Jadi kalau hotelnya dijadikan tempat isolasi, mereka sangat merasa keberatan,” ujar Nana seperti dikutip dari Radar Cirebon (Fajar Indonesia Network Grup).
BACA JUGA: Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh Meninggal Dunia Terpapar Covid-19
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni SKM MKes mengatakan, sejauh ini pihaknya juga masih mencari hotel yang bersedia dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pasien positif Covid-19 asal Kabupaten Cirebon yang kategori orang tanpa gejala (OTG). “Kita masih mencari. Mudah-mudahan mendapatkan solusinya,”ujar Enny.Enny menjelaskan, tempat isolasi mandiri akan difokuskan untuk pasien yang virolognya tinggi, kemudian yang rumahnya terlalu padat penduduk kemudian berlaku bagi orang yang tidak disiplin.
“Jadi tidak semua yang positif harus isolasi disatu tempat. Yang kita butuhkan tidak banyak kamar. Kalau dia bisa isolasi mandiri di rumah ya di rumah saja nanti kan satgasnya itu kan sampai RT RW. Nah mereka (RT dan RW) itu yang harus aktif,” jelasnya.
BACA JUGA: Resmi, Fast and Furious 9 Ditunda Lagi hingga Mei 2021
Enny mengaku pihaknya masih mencari hotel yang mau disewakan untuk tempat isolasi mandiri. “Kalau kita inginnya ya ada satu tempat atau hotel untuk isolasi masyarakat yang berpotensi menularkan ke yang lain. Sekarang kan sudah AKB, jadi hotel juga sudah penuh lagi, ramai lagi, mungkin itu yang jadi keberatannya,” tuturnya.Apalagi Kabupaten Cirebon termasuk daerah wisata, kuliner jumlah okupansi hunian hotel juga mulai meningkat lagi. “Hotel setiap hari pasti disemprot disinfektan,”tandas Enny.
Sementara itu, Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih terus berupaya mencari hotel yang bersedia untuk dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri.
Secara khusus, kata Imron, Pemkab Cirebon sudah menginstruksikan hal itu kepada Dinas Kesehatan. Bahkan, untuk memastikan adanya tempat isolasi mandiri yang terpusat di satu lokasi itu, Pemkab Cirebon sudah menyiapkan anggaran sewa hingga miliaran rupiah. “Kalau uangnya kita sudah ada, jumlahnya miliaran,” kata Imron.
Menurut Imron, jika pada akhirnya hotel tidak merespons, maka alternatif lainnya adalah Sarana Olahraga (SOR) Watubelah kembali difungsikan sebagai tempat isolasi mandiri.
“Bila perlu GOR Ranggajati, Asrama Haji Watubelah, Balai Latihan Kerja (BLK) Lurah. Semuanya memungkinkan. Tapi sampai dengan saat ini kondisi rumah sakit masih mampu menampung,”tukas Imron.(via)