News . 28/09/2020, 09:46 WIB
JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 sudah memastikan gelombang pertama penyebaran Covid-19 dengan rata-rata pertambahan kasus mingguan 8,4 persen belum usai. Kondisi ini hampir setengah tahun lebih terjadi di Indonesia.
Sementara di dunia wabah Covid-19 dengan kasus infeksi virus corona yang mengena pada sedikitnya 32 juta orang, termasuk sekitar 985 ribu meninggal, yang dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara Indonesia mengumumkan 3.874 kasus baru Covid-19 pada Minggu (27/9) sehingga total kasus yang telah dikonfirmasi mencapai 275.213 orang.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus sembuh di Indonesia bertambah 3.611 orang dalam 24 jam terakhir. Dengan tambahan ini, jumlah pasien sembuh menjadi 203.014 orang. Indonesia juga melaporkan 78 kasus kematian akibat infeksi virus korona ini dalam 24 jam terakhir. Total hingga saat ini pasien meninggal menjadi 10.386 orang.
Nah, berdasarkan catatan WHO, lebih dari 150 calon vaksin Covid-19 di seluruh dunia sedang dikembangkan dan diujicobakan. Sedangkan 38 di antaranya sudah berada dalam tahap uji klinis pada manusia. Selain menemukan vaksin yang manjur, langkah yang tidak kalah penting untuk diupayakan adalah distribusi vaksin secara merata, yang sangat ditentukan oleh akses yang adil bagi semua orang untuk mendapatkannya.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus sejak Juni telah mengatakan bahwa pemulihan kondisi negara-negara di seluruh dunia bisa terjadi lebih cepat jika vaksin Covid-19 tersedia untuk semua orang.
”Vaksin untuk virus corona harus tersedia sebagai barang publik global untuk memastikan semua orang mendapat akses yang sama atas produk penyelamat nyawa yang sedang dikembangkan itu. Banyak pemimpin yang mempromosikan gagasan pembuatan vaksin apa pun sebagai barang publik global, tetapi itu harus terus dipromosikan,” katanya.
Di Indonesia tersendiri, wabah sebaran makin menggia. Di Jakarta saja kasus baru terbanyak pada hari ini, yakni 1.217 orang dalam sehari sehingga total kasusnya menjadi 70.441 orang. Sementara itu, data yang sama juga menunjukkan adanya 129.553 orang yang berstatus sebagai suspek. Untuk diketahui kasus Covid-19 di Indonesia tersebar di 497 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terdampak.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan tidak perlu menunggu sampai adanya gelombang kedua Covid-19 apabila kasus bisa ditahan tanpa perlu sampai ke puncak penyebaran. ”Bagusnya kasus bisa ditekan melalui perubahan perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih belum baik sehingga kasus terus naik,” ujar Wiku.
Menurut dia, masyarakat Indonesia secara budaya sulit untuk menjaga jarak karena selalu ingin dekat dengan keluarga, kerabat, dan teman. Kondisi ini berbeda dengan masyarakat di negara Barat yang biasa hidup individualis sehingga tidak sulit untuk menjaga jarak.
Wiku menambahkan pada kebiasaan memakai masker juga sulit diterapkan secara disiplin oleh sebagian masyarakat Indonesia yang secara budaya juga senang berinteraksi, khususnya pada masyarakat kelompok ekonomi bawah yang masih merasa aneh untuk menggunakan masker. ”Penyakit ini menularnya cepat kalau tidak pakai masker,” tambah dia.
Dia menambahkan walaupun saat ini ada harapan dari pengembangan vaksin dengan jumlah produsen yang banyak, namun ketersediaannya sangat terbatas. Selain itu, masa pengembangan vaksin juga relatif singkat sehingga efektivitas dan keamanannya belum teruji, dengan kekebalan mungkin hanya bertahan 1 tahun dan perlu penyuntikan ulang setelahnya. ”Kita tidak tahu efektivitas dan keamanannya, tapi vaksin ini pilihan untuk mencegah Covid-19,” imbuh Wiku.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo lagi-lagi hanya meminta agar seluruh lapisan masyarakat memahami dan sadar bahwa manusia menjadi perantara utama menularnya virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.
Dalam hal ini, perantara penularan penyakit Covid-19 berbeda dengan flu burung atau flu babi. Penularan virus corona jenis baru itu terjadi setelah ada kontak langsung dari orang-orang terdekat. ”Covid-19 ini yang menyebarkan bukan seperti flu burung atau flu babi. Flu babi dan flu burung ditularkan oleh hewan, Covid-19 ini ditularkan oleh manusia,” jelas Doni.
Adapun menurut Doni, terjadinya penularan penyakit yang menyerang sistem pernafasan itu justru berasal dari orang-orang yang terdekat dan berada di lingkup sekitar. Dengan kata lain, orang-orang terdekat ini saling mengancam apabila tidak menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak.
”Dan bukan orang yang jauh dari kita. Yang menulari kita adalah orang yang terdekat, siapa orang terdekat, yakni keluarga, saudara, sanak, famili atau teman sekerja. Itulah yang berpotensi. Jadi sebenarnya kita yang terdekat satu sama lain itu adalah saling mengancam kalau tidak hati-hati,” jelas Doni. (fin/ful)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com