News . 24/09/2020, 05:59 WIB
JAKARTA- Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Fadli Zon menilai, Provinsi Sumatera Barat perlu berganti nama menjadi Provinsi Minangkabau. Hal ini setelah adanya kesan meragukan yang dilontarkan oleh Ketua DPP PDI-Peruangan Puan Maharani terkait dukungan terhadap Pancasila di wilayah tersebut.
Fadli Zon mengatakan, jauh sebelumnya, usulan nama Provinsi Minangkabau ini pernah mencuat pada tahun 1970-an. Sehingga topik ini bagi dia bukan hal baru. Justru gagasan tersebut kini semakin relevan.
"Meskipun lahir di tanah Jawa, sebagai keturunan Minang saya setuju usulan penggantian nama tersebut. Nama Minangkabau memang jauh lebih tepat dipakai jika ditinjau dari sisi sejarah dan kebudayaan," ungkap Fadli melalui keterangan tertulisnya, Kamis (24/8).
Dia menjelaskan, secara demografis, 88,35 persen masyarakat yang hidup di Sumatera Barat memang berasal dari etnis Minangkabau. Usulan perubahan tersebut bukan didorong sentimen etnisitas yang dangkal. Sebagimana bahwa nama Aceh, Papua, atau Bali, juga sejak lama telah digunakan sebagai nama provinsi.
"Dan itu ada hubungannya dengan keistimewaan sejarah, budaya, dan identitas yang melekat pada etnis bersangkutan. Saya menilai, masyarakat Minangkabau juga layak mendapatkan kehormatan serupa itu." Ungkap Fadli Zon.
Fadli menjelaskan setidaknya ada 4 alasan, Sumatera Barat jadi nama Provinsi Minangkabau. Pertama, nama Minangkabau lebih mewakili identitas, kebudayaan, serta kesejarahan masyarakat yang ada di Sumatera Barat.
"Jadi, bobot nama Minangkabau jauh lebih besar dibanding nama Sumatera Barat." Cetus Fadli Zon.
Kedua, daerah Minangkabau punya posisi dan pengaruh politik istimewa terhadap sejarah pembentukan Republik Indonesia. "Salah seorang penggagas nama 'Republik' tahun 1925 adalah orang Minang yaitu Tan Malaka.
"Di ranah Minang pernah berdiri Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin Mr. Sjafruddin Prawiranegara, dgn Bukittinggi sebagai ibukotanya." Urai Fadli Zon.
Ketiga, lanjut dia, besarnya kiprah orang Minangkabau dalam sejarah Republik. Secara demografis, jumlah etnis Minangkabau di Indonesia hanya berkisar sekitar 3 persen dari total jumlah penduduk. Namun, peran orang Minangkabau dalam sejarah Indonesia jauh lebih besar dari itu.
"Di bidang politik, misalnya, peran dan dominasi orang Minang dalam masa pergerakan kemerdekaan Indonesia tidaklah terbantahkan, terutama dalam periode 1920-an hingga 1960-an." Katanya.
Keempat, orang Minangkabau punya sumbangan besar terhadap pembentukan bahasa persatuan. Apa yang hari ini kita sebut sebagai sastra Indonesia, yang telah memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia, pada awal abad ke-20 didominasi oleh orang-orang Minang.
"Jadi, dengan alasan-alasan itu, saya kira sangat pantas jika orang Minang mengusulkan agar nama Provinsi Sumatera Barat diganti menjadi Provinsi Minangkabau." Ungkap Fadli Zon. (dal/fin).
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com